Nurul Widowati F
06/XII IPA 2
Bawang Merah and Bawang Putih
Folklore from Central Java
BAWANG Putih lived with her step mother and her step sister, Bawang Merah. Bawang Putih's mother died when she was a baby. Her father remarried another woman and later her step sister was born. Unfortunately, not long after that her father died. Since then, Bawang Putih's life was sad. Her step mother and her step sister treated Bawang Putih badly and always asked her to do all the household chores. One morning, Bawang Putih was washing some clothes in a river. Accidentally, her mother's clothes were washed away by the river. She was really worried so she walked along the river side to find the clothes. Finally she met an old woman. She said that she kept the clothes and would give them back to Bawang Putih if she helped the old woman do the household chores. Bawang Putih helped her happily. After everything was finished, the old woman returned the clothes. She also gave Bawang Putih a gift. The old woman had two pumpkins, one pumpkin was small and the other one was big. Bawang Putih had to choose one.Bawang Putih was not a greedy girl. So she took the small one. After thanking the old woman, Bawang Putih then went home. When she arrived home, her step mother and Bawang Merah were angry. They had been waiting for her all day long. Bawang Putih then told about the clothes, the old woman, and the pumpkin. Her mother was really angry so she grabbed the pumpkin and smashed it to the floor. Suddenly they all were surprised. Inside the pumpkin they found jewelries. "Bawang Merah, hurry up. Go to the river and throw my clothes into the water. After that, find the old woman. Remember, you have to take the big pumpkin," the step mother asked Bawang Merah to do exactly the same as Bawang Putih's experience. Bawang Merah immediately went to the river. She threw the clothes and pretended to search them. Not long after that, she met the old woman. Again she asked Bawang Merah to do household chores. She refused and asked the old woman to give her a big pumpkin. The old woman then gave her the big one. Bawang Merah was so happy. She ran very fast. When she arrived home, her mother was impatient. She directly smashed the pumpkin to the floor. They were screaming. There were a lot of snakes inside the pumpkin! They were really scared. They were afraid the snakes would bite them. "Mom, I think God just punished us. We had done bad things to Bawang Putih. And God didn't like that. We have to apologize to Bawang Putih," said Bawang Merah. Finally both of them realized their mistakes. They apologized and Bawang Putih forgave them. Now the family is not poor anymore. Bawang Putih decided to sell all the jewelries and used the money for their daily lives.
Terjemahan:
Bawang Merah dan Bawang Putih
Dongeng dari Jawa Tengah
Bawang Putih tinggal bersama ibu dan saudara tiri perempuannya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih meninggal ketika ia masih bayi. Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan kemudian saudara tiri perempuannya lahir. Malangnya, tidak lama setelah itu ayahnya meninggal. Sejak itu, hidup Bawang Putih menyedihkan. Ibu dan saudara tiri perempuannya memperlakukan Bawang Putih dengan buruk dan selalu menyuruhnya melakukan semua pekerjaan rumah tangga. Suatu pagi, Bawang Putih mencuci baju di sungai. Dengan tidak sengaja baju ibu yang dicucinya hanyut terbawa arus sungai. Ia benar-benar khawatir, jadi ia berjalan di sepanjang sungai untuk menemukan baju itu. Akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita tua. Ia berkata bahwa ia menyimpan baju itu dan akan memberikan kembali kepada Bawang Putih jika ia membantu wanita tua itu melakukan pekerjaan rumahnya. Bawang Putih membantunya dengan senang hati. Setelah semuanya selesai, wanita tua itu mengembalikan bajunya. Ia juga memberi Bawang Putih sebuah hadiah. Wanita tua itu memberikan dua labu, yang satu kecil dan yang satu besar. Bawang Putih hanya memilih satu. Bawang Putih bukan gadis yang tamak. Jadi ia mengambil labu yang kecil. Setelah berterima kasih kepada wanita tua, Bawang Putih kemudian pulang. Ketika ia sampai di rumah, ibu tirinya dan Bawang Merah marah. Mereka telah menunggunya seharian. Bawang Putih kemudian menceritakan tentang baju yang hanyut, wanita tua, dan labu itu. Ibunya benar-benar marah sehingga ia merebut labu itu dan membantingnya ke lantai. Tiba-tiba mereka semua terkejut. Di dalam labu itu mereka menemukan perhiasan. “Bawang Merah, segera pergi ke sungai dan lemparkan bajuku ke dalam air. Setelah itu, temui wanita itu. Ingat, kamu harus mengambil labu yang besar”, ibu tiri menyuruh Bawang Merah melakukan hal yang sama persis seperti yang dialami Bawang Putih. Bawang Merah dengan tergesa-gesa pergi ke sungai. Ia melempar baju-baju itu dan berpura-pura mencarinya. Tidak lama setelah itu, ia bertemu dengan wanita tua. Sekali lagi ia menyuruh Bawang Merah melakukan pekerjaan rumahnya. Ia menolak dan meminta wanita tua itu untuk memberinya labu yang besar. Wanita tua itu kemudian memberinya labu yang besar. Bawang Merah merasa sangat gembira. Ia berlari begitu cepat. Ketika sampai di rumah, ibunya sudah tidak sabar. Ia langsung membanting labu itu ke lantai. Mereka berteriak ada banyak ular di dalam labu. Mereka benar-benar takut. Mereka takut ular-ular itu akan menggigitnya. “Bu, aku pikir Tuhan baru saja menghukum kita. Kita telah memperlakukan Bawang Putih dengan perlakuan yang buruk. Dan Tuhan tidak menyukai hal itu. Kita harus meminta maaf kepada Bawang Putih”, kata Bawang Merah. Akhirnya, keduanya menyadari kesalahan mereka. Mereka meminta maaf dan Bawang Putih memaafkan mereka. Sekarang keluarga itu tidak kekurangan apapun. Bawang Putih memutuskan untuk menjual semua perhiasannya dan menggunakan uang itu untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
No comments:
Post a Comment