Saturday, 24 January 2009
LUTUNG KASARUNG
Class : X E
No : 23
Lutung KasarungFolklore from West Java
PRABU Tapa Agung was an old king. He had two daughters, Purbararang and Purbasari. Prabu Tapa Agung planned to retire as a king. He wanted Purbasari to replace him as the leader of the kingdom. Hearing this, Purbararang was angry. "You cannot ask her to be the queen, Father. I'm older than she is. It's supposed to be me, not her!" said Purbararang. But the king still chose Purbasari to be the next queen. Purbararang then set a bad plan with her fiance, Indrajaya. Together they went to a witch and asked her to put a spell on Purbasari. Later, Purbasari had bad skin. There were black dots all over her body. "You are not as beautiful as I am. You cannot be the queen. Instead, you have to leave this palace and stay in a jungle," said Purbararang. Purbasari was very sad. Now she had to stay in the jungle. Everyday she spent her time playing with some animals there. There was one monkey that always tried to cheer her up. It was not just an ordinary monkey, he had magical power. And he also could talk with humans. The monkey's name was Lutung Kasarung. He was actually a god. His name was Sanghyang Gurumina. Lutung Kasarung planned to help Purbasari. He made a small lake and asked her to take a bath there. Amazingly, her bad skin was cured. Now she got her beautiful skin back. After that, she asked Lutung Kasarung to accompany her to go back to the palace. Purbararang was very shocked. She knew she had to come up with another bad idea. She then said, "Those who have longer hair will be the queen." The king then measured his daughters' hair. Purbasari had longer hair. But Purbararang did not give up. "A queen must have a handsome husband. If my fiance is more handsome than yours, then I will be the queen," said Purbararang. Purbasari was sad. She knew Purbararang's fiance, Indrajaya, was handsome. And she did not have a fiance yet. "Here is my fiancé, Indrajaya. Where is yours?" asked Purbararang. Lutung Kasarung came forward. Purbararang was laughing very hard. "Your fiance is a monkey, ha ha ha." Suddenly, Lutung Kasarung changed into a very a handsome man. He was even more handsome than Indrajaya. Purbasari then became the queen. She forgave Purbararang and her fiance and let them stay in the palace.
Terjemahan :
LUTUNG KASARUNG
PRABU Tapa Agung adalah seorang raja tua. Dia mempunyai dua anak perempuan, Purbararang dan Purbasari. Prabu Tapa Agung berencana untuk pensiun sebagai raja. Dia ingin Purbasari untuk menggantikan dia sebagai pemimpin kerajaan. Alat ini, Purbararang menjadi marah. "Anda tidak bisa meminta dia untuk menjadi ratu, Bapa. Saya lebih tua dari dia. Ini seharusnya saya, bukan dia!" ujar Purbararang. Tetapi raja tetap memilih Purbasari untuk menjadi ratu berikutnya. Purbararang kemudian menetapkan rencana buruk dengan tunangan, Indrajaya. Bersama-sama mereka pergi ke dukun sihir perempuan dan dia meletakkan beristirahat di Purbasari.Kemudian, Purbasari kulit yang jelek dan berbau. Terdapat titik-titik hitam di seluruh tubuhnya. "Anda tidak secantik aku. Anda tidak dapat ratu. Sebagai gantinya, Anda harus meninggalkan istana ini dan tinggal di hutan," kata Purbararang. Purbasari sangat sedih. Sekarang dia harus tinggal di hutan. Setiap hari dia menghabiskan waktunya bermain dengan beberapa binatang di sana. Ada satu kera yang selalu berusaha untuk membuatnya gembira. Ia tidak hanya sebuah kera biasa, dia hikmah. Dan dia juga dapat berbicara dengan manusia. Kera itu bernama Lutung Kasarung. Dia adalah Tuhan yang sebenarnya.Namanya Sanghyang Gurumina. Lutung Kasarung direncanakan untuk membantu Purbasari. Dia membuat danau kecil dan mengambil dia mandi di sana.Menakjubkan, kulit buruknya telah disembuhkan. Sekarang dia kembali berkulit indah.Setelah itu, dia ditanya Lutung Kasarung untuk menemani dia untuk kembali ke istana. Purbararang sangat terkejut. Ia tahu ia akan datang dengan gagasan buruk. Dia kemudian berkata, "Mereka yang memiliki rambut panjang akan menjadi ratu." Raja kemudian mengukur rambutnya. Purbasari memiliki rambut panjang. Purbararang tetap tidak menyerah. "Dia ratu yang harus memiliki suami yang tampan. Jika tunangan saya lebih tampan dari anda, maka saya akan menjadi ratu," kata Purbararang. Purbasari sedih. Ia tahu dari Purbararang tunangan, Indrajaya, adalah laki-laki yang tampan. Dan ia tidak memiliki tunangan sama sekali. "Ini tunangan saya, Indrajaya. Dimana Anda?" ditanya Purbararang. Lutung Kasarung datang ke depan. Purbararang tertawa sangat keras. "Anda adalah tunangan kera, ha ha ha." Tiba-tiba, Lutung Kasarung berubah menjadi seorang laki-laki yang sangat tampan. Dia bahkan lebih tampan dari Indrajaya. Purbasari kemudian menjadi ratu. Purbararang dimaafkan dan dia bertunangan dan membiarkan mereka tinggal di istana.
LEGENDA SURABAYA
Class: X E
No: 17
The Legend of Surabaya
Folklore from East Java
A long time ago in East Java there were two strong animals, Sura and Baya. Sura was a shark and Baya was a crocodile. They lived in a sea. Actually, they were friends. But when they were hungry, they were very greedy. They did not want to share their food. They would fight for it and never stop fighting until one of them gave up. It was a very hot day. Sura and Baya were looking for some food. Suddenly, Baya saw a goat. "Yummy, this is my lunch," said Baya. "No way! This is my lunch. You are greedy! I had not eaten for two days!" said Sura. Then Sura and Baya fought again. After several hours, they were very tired. Sura had a plan to stop their bad behavior. "I’m tired of fighting, Baya," said Sura. "Me too. What should we do to stop fighting? Do you have any idea?" asked Baya. "Yes, I do. Let’s share our territory. I live in the water, so I look for food in the sea. And you live on the land, right? So, you look for the food also on the land. The border is the beach, so we will never meet again. Do you agree?" asked Sura. "Hmm... let me think about it. OK, I agree. From today, I will never go to the sea again. My place is on the land," said Baya. Then they both lived in the different places. But one day, Sura went to the land and looked for some food in the river. He was very hungry and there was not much food in the sea. Baya was very angry when he knew that Sura broke the promise. "Hey, what are you doing here? This is my place. Your place is in the sea!" "But, there is water in the river, right? So, this is also my place!" said Sura. Then Sura and Baya fought again. They both hit each other. Sura bit Baya's tail. Baya did the same thing to Sura. He bit very hard until Sura finally gave up. He went back to the sea. Baya was very happy. He had his place again. The place where they were fighting was a mess. Blood was everywhere. People then always talked about the fight between Sura and Baya. They then named the place of the fight as Surabaya, it’s from Sura the shark and Baya the crocodile. People also put their fight as the symbol of Surabaya city.
Terjemahan :
LEGENDA SURABAYA
Di jaman yang lalu di Jawa Timur ada dua binatang yang kuat, Sura dan Baya.Sura adalah hiu dan Baya adalah buaya. Mereka tinggal di laut.Sebenarnya,mereka berteman. Tetapi ketika mereka lapar, mereka sangat serakah. Mereka tidak mau berbagi makanan.Mereka akan berjuang untuk itu dan tidak pernah berhenti berjuang hingga salah satu dari mereka memberi atas. Hari itu adalah hari yang sangat panas. Sura dan Baya cari beberapa makanan. Tiba-tiba, Baya melihat kambing."Yummy, ini saya makan siang," kata Baya. "Tidak! Ini adalah makan siang. Kamu serakah! Aku tidak makan selama dua hari, "kata Sura. Sura Baya dan kemudian berjuang lagi. Setelah beberapa hari, mereka sangat lelah. Sura memiliki rencana untuk menghentikan kebiasaan buruk mereka."Saya lelah berkelahi, Baya," kata Sura. "Saya juga. Apa yang harus kita lakukan untuk berhenti berjuang? Apakah Anda mempunyai ide? "Ditanya Baya. "Ya, saya lakukan. Mari kita berbagi wilayah. Aku tinggal di dalam air, jadi saya mencari makanan di laut. Dan Anda tinggal di tanah, right? Jadi, Anda mencari makanan juga di tanah. Perbatasan adalah pantai, jadi kami tidak akan pernah bertemu lagi.Apakah kamu setuju? "Ditanya Sura. "Hmm ... let me think about it. Baik, saya setuju. Dari hari ini, saya tidak akan pernah pergi ke laut lagi.Saya yang berkuasa di tanah ini, "kata Baya. Kemudian mereka berdua tinggal di tempat yang berbeda-beda. Tetapi satu hari, Sura pergi ke tanah dan mencari makanan di beberapa sungai. Dia sangat lapar dan tidak ada banyak makanan di laut. Baya sangat marah ketika ia mengetahui bahwa Sura ingkar janji. "Hey, apa yang sedang kamu lakukan disini? Ini adalah tanahku. Tempat kamu berada di laut! "" Tapi, ada air di sungai, benar? Jadi, ini adalah tempat saya juga! "Kata Sura. Sura dan Baya kemudian berjuang lagi. Keduanya saling memukul. Sura menggigit ekor Baya. Baya melakukan hal yang sama ke Sura. Dia sangat sedikit keras sampai akhirnya memberikan surat atas. Ia pergi kembali ke laut. Baya sangat senang. Dia kembali tempatnya. Tempat di mana mereka telah berjuang kotor. Darah dimana-mana. Kemudian orang-orang selalu berbicara tentang peperangan antara Sura dan Baya. Kemudian mereka memberi nama tempat peperangan dengan nama Surabaya, dari yang hiu Sura dan Baya yang buaya. Orang juga meletakkan peperangan sebagai simbol dari kota Surabaya.
the legend of prambanan temple
No.st :8
Class :XE
THE LEGEND OF PRAMBANAN TEMPLE
Once upon a time in Java Island, especially in Prambanan, there are two Hindu kingdoms, they are Pengging and Kraton Boko. Pengging Kingdom is a prosperous and welfare kingdom that is lead by a wise king named Prabu Damar Moyo who has a son named Raden Bandung Bondowoso. Kraton Boko is a part of Pengging Kingdom jurisdiction who is lead by a cruel and fully anger king that is not a man but a giant who is a man eater, named Prabu Boko. However, Prabu Boko has a very beautiful daughter named Princess Loro Jonggrang. Prabu Boko also has a minister named Patih Gupolo that is a giant too. Prabu Boko has a desire to revolt and has control over Pengging Kingdom. Therefore, together with Patih Boko, they gathered the power by training men to become soldiers and collect goods from civil people as provisions. After having enough preparation, Prabu Boko and all soldiers go to Pengging Kingdom to revolt. Then the war between Pengging and Boko Soldier happen in Pengging kingdom. A lot of soldiers died from both side. People of Pengging become suffer, hunger and poor. Knowing that his people were suffering and there were lots of soldiers died, Prabu Damar Moyo send his son, Raden Bandung Bondowoso to have a battle with Prabu Boko. The fighting between Raden Bandung Bondowoso and Prabu Boko was very furious. Because of the power of Raden Bandung Bondowoso, Prabu Boko can be defeated and died. When Patih Gupalo found out that his king has died, he ran away from the battle. Raden Bandung Bondowoso chases him to Kraton Boko. After arrive at Kraton Boko, Patih Gupalo reported to Princess Loro Jonggrang that her father has died in the battle, that he was killed by a Pengging knight named Raden Bandung Bondowoso. Then the princess cries, she is very sad because of the death of her father. Raden Bandung Bondowoso finally arrives at Kraton Boko. He is surprise when he saw Princess Loro Jonggrang that is very beautiful, so he propose her to become his wife. However, Princess Loro Jonggrang does not want to marry Raden Bandung Bondowoso because he has killed her father. To refuse his propose, Princess Loro Jonggrang has a strategy. She has 2 requests that should be fulfilled by Raden Bandung Bondowoso so that she will agree to marry him. The first request is that she asks him to make Jalatunda well. The second one she asks him to make 1000 temples in one night. Raden Bandung Bondowoso accepts the requests. Immediately he starts to make Jalatunda Well and asks Princess Loro Jonggrang to see it. Then, Princess Loro Jonggrang asks Raden Bandung Bondowoso to go into the well, and after that she ordered Patih Gupolo to pile up the well with stone. Both Princess Loro Jonggrang and Patih Gupolo thought that Raden Bandung Bondowoso already died in the well, however Raden Bandung Bondowoso still alive. He meditated and finally he can get out form the well safely. Raden Bandung Bondowoso was very angry with Princess Loro Jonggrang and look after her, but because of her beauty, his anger become calm down. After that, Princess Loro Jonggrang asking Raden Bandung Bondowoso to do the second request which is to make 1000 temples in one night. Therefore Raden Bandung Bondowoso commanded jinn to make the temples immediately. However Princess Loro Jonggrang intends to foil his effort to make the temples. She ordered the girls to pound and burn stubbles, so that it looks like bright that means the morning has come and make the cocks crowing loudly. Hearing the cock crowing and people pounding rice and also see the brightness in east, therefore the jinn stop making temples. Jinn reported to Raden Bandung Bondowoso that they cannot continue build the temple because morning has come. Raden Bandung Bondowoso got the feeling that morning has not come yet. He ask Princess Loro Jonggrang to count the amount of the temples and come out that the total is only 999 temples, there is still 1 temple left. Therefore Princess Loro Jonggrang refused to marry Raden Bandung Bondowoso. Feeling deceived Raden Bandung Bondowoso become very angry and curse her "Loro Jonggrang, there is only 1 temple left, let you be the one to make it complete". It was a miracle that suddenly Princess Loro Jonggrang transformed to a stone statue. Until today, the stone statue of Princess Loro Jonggrang is still in Candi Prambanan and Raden Bandung Bondowoso cursed the girls around Prambanan area to become old virgins because they have helped Princess Loro Jonggrang. Based on what is believed by old people, the couple who are dating in Prambanan temple will be broke up.ARTICLE 7 July 2006
LEGENDA CANDI PRAMBANAN
Pada jaman dahulu kala di pulau Jawa terutama di daerah Prambanan berdiri 2 buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging adalah kerjaan yang subur dan makmur yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Damar Moyo dan mempunyai seorang putra laki-laki yang bernama Raden Bandung Bondowoso. Kraton Boko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan Pengging yang diperintah oleh seorang raja yang kejam dan angkara murka yang tidak berwujud manusia biasa tetapi berwujud raksasa besar yang suka makan daging manusia, yang bernama Prabu Boko. Akan tetapi Prabu Boko memiliki seorang putri yang cantik dan jelita bak bidadari dari khayangan yang bernama Putri Loro Jonggrang. Prabu Boko juga memiliki patih yang berwujud raksasa bernama Patih Gupolo. Prabu Boko ingin memberontak dan ingin menguasai kerajaan Pengging, maka ia dan Patih Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal dengan cara melatih para pemuda menjadi prajurit dan meminta harta benda rakyat untuk bekal. Setelah persiapan dirasa cukup, maka berangkatlah Prabu Boko dan prajurit menuju kerajaan Pengging untuk memberontak. Maka terjadilah perang di Kerajaan Pengging antara para prajurit peng Pengging dan para prajurit Kraton Boko. Banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak dan rakyat Pengging menjadi menderita karena perang, banyak rakyat kelaparan dan kemiskinan. Mengetahui rakyatnya menderita dan sudah banyak korban prajurit yang meninggal, maka Prabu Damar Moyo mengutus anaknya Raden Bandung Bondowoso maju perang melawan Prabu Boko dan terjadilan perang yang sangat sengit antara Raden Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Raden Bandung Bondowoso maka Prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas, maka Patih Gupolo melarikan diri. Raden Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupolo ke Kraton Boko. Setelah sampai di Kraton Boko, Patih Gupolo melaporkan pada Puteri Loro Jonggrang bahwa ayahandanya telah tewas di medan perang, dibunuh oleh kesatria Pengging yang bernama Raden Bandung Bondowoso. Maka menangislah Puteri Loro Jonggrang, sedih hatinya karena ayahnya telah tewas di medan perang. Maka sampailah Raden Bandung Bondowoso di Kraton Boko dan terkejutlah Raden Bandung Bondowoso melihat Puteri Loro Jonggrang yang cantik jelita, maka ia ingin mempersunting Puteri Loro Jonggrang sebagai istrinya. Akan tetapi Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Bandung Bondowoso karena ia telah membunuh ayahnya. Untuk menolak pinangan Raden Bandung Bondowoso, maka Puteri Loro Jonggrang mempunyai siasat. Puteri Loro Jonggrang manu dipersunting Raden Bandung Bondowoso asalkan ia sanggup mengabulkan dua permintaan Puteri Loro Jonggrang. Permintaan yang pertama, Puteri Loro Jonggrang minta dibuatkan sumur Jalatunda sedangkan permintaan kedua, Puteri Loro Jonggrang minta dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam. Raden Bandung Bondowoso menyanggupi kedua permintaan puteri tersebut. Segeralah Raden Bandung Bondowoso membuat sumur Jalatunda dan setelah jadi ia memanggil Puteri Loro Jonggrang untuk melihat sumur itu. Kemudian Puteri Loro Jonggrang menyuruh Raden Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur. Setelah Raden Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, Puteri Loro Jonggrang memerintah Patih Gupolo menimbun sumur dan Raden Bandung Bondowoso pun tertimbun batu di dalam sumur. Puteri Loro Jonggrang dan Patih Gupolo menganggap bahwa Raden Bandung Bondowoso telah mati di sumur akan tetapi di dalam sumur ternyata Raden Bandung Bondowoso belum mati maka ia bersemedi untuk keluar dari sumur dan Raden Bandung Bondowoso keluar dari sumur dengan selamat. Raden Bandung Bondowoso menemui Puteri Loro Jonggrang dengan marah sekali karena telah menimbun dirinya dalam sumur. Namun karena kecantikan Puteri Loro Jonggrang kemarahan Raden Bandung Bondowoso pun mereda. Kemudian Puteri Loro Jonggrang menagih janji permintaan yang kedua kepada Raden Bandung Bondowoso untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu 1 malam. Maka segeralah Raden Bandung Bondowoso memerintahkan para jin untuk membuat candi akan tetapi pihak Puteri Loro Jonggrang ingin menggagalkan usaha Raden Bandung Bondowoso membuat candi. Ia memerintahkan para gadis menumbuk dan membakar jerami supaya kelihatan terang untuk pertanda pagi sudah tiba dan ayam pun berkokok bergantian. Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi serta di timur kelihatan terang maka para jin berhenti membuat candi. Jin melaporkan pada Raden Bandung Bondowoso bahwa jin tidak dapat meneruskan membuat candi yang kurang satu karena pagi sudah tiba. Akan tetapi firasat Raden Bandung Bondowoso pagi belum tiba. Maka dipanggillah Puteri Loro Jonggrang disuruh menghitung candi dan ternyata jumlahya 999 candi, tinggal 1 candi yang belum jadi. Maka Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Bandung Bondowoso. Karena ditipu dan dipermainkan maka Raden Bandung Bondowoso murka sekali dan mengutuk Puteri Loro Jonggrang "Hai Loro Jonggrang candi kurang satu dan genapnya seribu engkaulah orangnya". Maka aneh bin ajaib Puteri Loro Jonggrang berubah ujud menjadi arca patung batu. Dan sampai sekarang arca patung Loro Jonggrang masih ada di Candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (perawan tua) karena telah membantu Puteri Loro Jonggrang. Dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa pacaran di candi Prambanan akan putus cintanya.
Friday, 23 January 2009
The Origin of Landak River
In the morning, the wife told his husband about the dream she had last night. “I was walking through a vast field, and I came to a lake. I saw a giant hedgehog in the lake. It was glaring at me, so I ran away.” After he heard his wife’s dream, the farmer went back to the small pond. In the pond, he saw something very shiny. He came to the shiny object and took it. It was a golden hedgehog statue. It was very beautiful. Its eyes were made of diamond. The farmer then brought the statue home.
At night, the farmer had a dream. A giant hedgehog came to him, “Please let me stay in your home. As return, I will give you everything you want. Just caress the statue’s head and say the prayer. There are two kinds of prayers, one is to start your wish and the second is to stop your wish. Now memorize the prayers.”
In the next day, the farmer told his wife about his dream. They really wanted to prove it. The farmer slowly caressed the statue's head. He said the prayer and asked for rice. Suddenly, rice came out of the mouth of the statue. The rice kept on coming out from the statue's mouth. The farmer immediately said the prayer to stop it. The rice then stopped coming out from the statue.
The farmer and his wife then asked for other things, jewelry and other stuff they needed. They became very rich. But they still like to help other people. A lot of poor came to them for help. Unfortunately, a thief found out about the secret of the golden hedgehog statue. Pretending to be a poor asking for help, he stole the statue from the farmer’s house.
The thief blurred to the district area of Ngabang. There was a drought in the area. The thief wanted sympathy from the people, so he said to them that he would provide them with water. The thief then caressed the hedgehog statue and said the prayer. Water came out of the statue’s mouth. All the people were so happy. But the water kept on coming out. The thief didn’t know the prayer to stop the wish. People who saw the incident were really scared. They ran away to avoid the water as it was started to flood the area. The thief also wanted to run away, but he cannot move his legs. In his vision, there was a giant hedgehog holding both his legs. Water kept coming from the statue and slowly it became a river. The thief was drowned in the river. People then named the river as Hedgehog River or Sungai Landak.***
Translate
Asal Landak Sungai
Zaman dahulu, tinggal suatu petani dan isteri nya di suatu desa di sisi suatu hutan. Mereka hidup sederhana dan mereka suka membantu orang lain, yang terutama orang yang dalam penderitaan. Pada suatu malam, petani dan isteri nya sedang beristirahat di rumah mereka. Petani sedang duduk di samping yang isterinya. tiba-tiba, suatu lipan putih muncul dari kepala istrinya. Petani dibuat kagum. Ia kemudian mengikuti lipan sampai mereka menjangkau suatu kolam kecil tidak jauh dari rumah mereka. Kemudian lipan tiba-tiba menghilang. Petani pergi rumah dan menemukan isteri nya masih tertidur.
Pagi-Pagi, isteri menceritakan kepada suami nya tentang mimpi yang dia alami semalam. “ Aku sedang berjalan melalui suatu bidang luas, dan aku datang suatu danau. Aku lihat suatu raksasa di danau. sedang mendelik aku, maka saya melarikan diri.” Setelah ia mendengar nya, petani kembali kepada kolam yang kecil .Di kolam, ia lihat sesuatu yang sangat berkilauan. Ia datang kepada obyek yang berkilauan dan mengambil itu. Adalah suatu patung keemasan. sangat indah. Mata nya dibuat dari intan. Petani kemudian membawa pulang patung .
Pada malam hari, petani mempunyai suatu mimpi. Suatu raksasa datang kepadanya, “ Tolong beri aku kesempatan tinggal di dalam rumah mu.Aku akan memberi mu segalanya yang kamu ingin. Rawatlah kepala patung dan berdoalah. Ada dua macam dalam doa, satu adalah untuk memulai harapan mu dan yang kedua adalah untuk menghentikan harapan mu. Sekarang hafalkan doanya.”
di hari berikut, petani menceritakan kepada isteri nya tentang mimpi nya. Mereka benar-benar ingin membuktikan itu. Petani pelan-pelan membelai kepala patung . Ia berdoa dan meminta beras. tiba-tiba, beras muncul dari mulut patung. Beras yang yang disimpan untuk segera keluar dari mulut patung . Petani dengan seketika berdoa untuk menghenntikan itu. Beras kemudian yang dihentikan segera keluar dari patung.
Petani dan isteri nya kemudian meminta berbagai hal, barang barang perhiasan dan bahan mereka perlu. Mereka menjadi sangat kaya. Tetapi mereka keheningan suka membantu orang lain. Banyak pengemis datang kepada mereka untuk meminta bantuan. sialnya, seorang pencuri mendapatkan tentang rahasia patung yang keemasan tersebut. Ia menyamar dan mencuri patung dari rumah petani.
Pencuri kabur ke daerah Ngabang. Musim kering melanda daerah itu. Pencuri ingin simpati dari orang-orang, maka ia berkata kepada mereka bahwa ia akan menyediakan air bagi mereka. Pencuri kemudian membelai patung dan berdoa. Air muncul dari mulut patung. Semua orang menjadi sangat bahagia. Tetapi air terus mengalir. pencuri tidak mengetahui doa untuk menghentikan harapan. Orang-Orang yang melihat peristiwa itu sungguh takut. Mereka melarikan diri untuk menghindari air karena daerah itu mulai kebanjiran. Pencuri juga ingin melarikan diri, tetapi ia tidak bisa bergerak ia tidak bisa menggerakkan kaki nya. Di dalam penglihatannya, ada suatu raksasa yang memegang kedua kakinya. Air yang berasal dari patung dan pelan-pelan menjadi suatu sungai. Pencuri ditenggelamkan di sungai . Orang-Orang kemudian menamai sungai Sungai Landak.***
Banyuwangi [9/xe]
Class : XE
Banyuwangi
Once upon a time, there reigned in East Java a king named Sindureja. He had a prime minister named Sidapaksa. Sidapaksa had a very beautiful wife.
Sidapaksa loved his wife deeply. They lived in complete happiness. However, Sidapaksa’s mother didn’t like her daughter-in-law. Each day she tired to think a way to separate Sidapaksa from his wife.
One day, King Sindureja asked Sidapaksa to search for the bud of a magic flower on Mount Ijen. It was a long and dangerous journey. The assignment from the king was so important and urgent. Sidapaksa had to leave his pregnant wife.
Not long afterwards, a son was born. The baby’s birth gave much happiness to the young mother.
However, one day, while this young mother was bathing, her evil mother-in-law threw the baby into the river. Knowing that her baby had disappeared, the young mother was very sad. She could neither eat nor sleep. She became very ill.
Two years passed and Sidapaksa returned from his journey. He succeeded in doing his duty. Just as he was about to enter his house, her mother told him that his wife had thrown their baby into the river.
Sidapaksa believed his mother ‘s story. He was to angry to use his common sense. He drew his kris and approached his wife who was lying weak on her bed.
“Ah, wicked woman. Tell me why you threw our new-born child into the river. Tell me!” he said in a rough and angry voice.
“Oh, my dearest husband. I am innocent. I love you, and our baby. I didn’t kill our child. If you don’t believe me, carry me to the river. I will prove that I didn’t do it,” replied his wife calmly.
Sidapaksa took her wife to the edge of the river. Suddenly, his wife leaped up and threw herself into the river.
“Oh, my God! How will I know who killed my child?” moaned Sidapaksa.
Then, he looked down at the water. Suddenly, two pure white flower-buds appeared, one large and taller than the other. A sweet fragrance came from them.
“Sidapaksa, look here! Beside me is our child. He himself will tell you who drowned him,” the taller one spoke.
“Father, my mother is innocent. Grandmother threw me into the river. Now I’m happy because my beloved mother has come with me,” the smaller one spoke. Then, the two flowers vanished into the water. They left their fragrance behind.
Since then, people call the city on its banks of the river, Banyuwangi, banyu means water and wangi means fragrant.
Terjemahan :
Banyuwangi
Pernah suatu ketika, ada di Jawa Timur seorang raja bernama Sindureja. Dia memiliki perdana menteri bernama Sidapaksa. Sidapaksa mempunyai istri yang sangat indah.
Sidapaksa sangat mengasihi isterinya. Mereka tinggal di lengkap kebahagiaan. Namun, ibu dari Sidapaksa tidak suka menantunya. Setiap hari dia lelah untuk memikirkan cara untuk Sidapaksa terpisah dari istrinya.
Suatu hari, Raja Sindureja memerintahkan Sidapaksa untuk mencari sekuntum bunga ajaib di Gunung Ijen. Ini adalah perjalanan panjang dan berbahaya. Penugasan dari raja sangat penting dan mendesak. Sidapaksa harus meninggalkan istri yang hamil.
Tidak lama setelah itu, seorang anak dilahirkan. Bayi lahir banyak memberikan kebahagiaan kepada ibu muda.
Namun, satu hari, saat ini ibu muda mandi, ibu mertuanya yang jahat melemparkan bayinya ke dalam sungai. Mengetahui bahwa bayinya telah hilang, ibu muda itu sangat sedih. Dia tidak dapat makan dan tidak tidur. Dia menjadi sangat sakit.
Dua tahun berlalu dan Sidapaksa kembali dari perjalanan. Dia berhasil dalam melakukan tugas-Nya. Sama seperti dia masuk rumahnya, ibunya mengatakan mengatakan bahwa istrinya telah melemparkan bayinya ke dalam sungai.
Sidapaksa percaya cerita ibunya. Dia marah, untuk menggunakan akal sehatnya. Dia menarik kerisnya dan mendekati istrinya yang berbaring lemah di tempat tidurnya.
"Ah, perempuan jahat. Ceritakan padaku mengapa kamu melemparkan bayi kita yang baru lahir ke dalam sungai. Ceritakan padaku! "Katanya dalam suara kasar dan marah.
"Oh, suamiku tercinta. Aku tidak bersalah, aku cinta kamu dan bayi kita. Saya tidak membunuh anak kita. Jika Anda tidak percaya saya, bawa saya ke sungai. Aku akan membuktikan bahwa saya tidak melakukannya, "istrinya menjawab dengan tenang.
Sidapaksa membawa istri ke tepi sungai. Tiba-tiba, istrinya melompat dan melemparkan diri ke dalam sungai.
"Oh, tuhan ku ! Bagaimana saya tahu siapa yang membunuh anak saya?” Kata Sidapaksa.
Kemudian, dia melihat di bawah air. Tiba-tiba, dua kuncup bunga putih bersih muncul, satu besar dan lebih tinggi daripada yang lain. Aroma wangi datang dari mereka.
"Sidapaksa, lihat di sini! Disamping saya adalah anak kita. Ia sendiri akan menceritakan siapa yang membuangnya, " kata bunga yang tinngi.
"Ayah, ibu tidak bersalah. Nenek melemparkan saya ke dalam sungai. Sekarang saya sedang bahagia karena dicintai ibu saya dan telah datang dengan saya, "yang lebih kecil berbicara. Kemudian, dua bunga hilang ke dalam air. Mereka meninggalkan aroma yang wangi.
Sejak itu, orang-orang memanggil kota pada tepi sungai itu, Banyuwangi, banyu berarti air dan wangi artinya harum.
Thursday, 22 January 2009
THE LEGEND OF NYI RORO KIDUL
NYI RORO KIDUL
This is the story of the "Queen of the Southern Sea". Pajajaran kingdom was located in West Java from 1333 AD to 1630 AD and it was conquered by the Islamic
The harems used black magic to make the bodies of Dewi Kadita and her mother be filthy, ugly and disgusting. Prabu Siliwangi got angry at Dewi Kadita and her mother and forced them to get out of the palace, as they were thought to be bad luck for the kingdom. While they were wandering around the country, the mother died. Dewi Kadita was walking in deep sadness, until she reached the southern sea (the
She sat above a stove-shaped rock and when she was sleeping, she had a vision that she should jump into the water to release herself from the curse. When she woke up, with no second thought, Dewi Kadita jumped into the sea. She once again became very beautiful, but then she realized that she was not a human anymore. She had turned into a supernatural form of life. She then ruled all creatures off the southern coast of
The
NYI RORO KIDUL
Nyi RORO KIDUL
This is the story of the "Queen of the Southern Sea". Ini adalah cerita tentang "Ratu dari Laut Selatan ". Pajajaran kingdom was located in West Java from 1333 AD to 1630 AD and it was conquered by the Islamic kingdom of Mataram from Central Java. Kerajaan Pajajaran terletak di Jawa Barat dari 1333 ke 1630 AD dan ia menaklukkan oleh kerajaan Islam Mataram dari Jawa Tengah. Pajajaran's greatest ruler was Prabu Siliwangi. Pajajaran besar dari penguasa adalah Prabu Siliwangi. He had a bride in one his harems and she bore him a very beautiful daughter. Dia memiliki perempuan itu dalam satu kediaman dan dia membosankan dia anak perempuan yang sangat cantik. The girl was called Dewi Kadita. Gadis itu bernama Dewi Kadita. The beauty of Dewi Kadita and her mother made the other harems jealous, and they formed a conspiracy against them. Keicantikan Dewi Kadita dan ibunya membuat penghuni kediaman selir-selir lainnya iri, dan mereka membentuk sebuah konspirasi terhadap mereka.
The harems used black magic to make the bodies of Dewi Kadita and her mother be filthy, ugly and disgusting. Harems yang digunakan sihir untuk membuat tubuh dari Dewi Kadita dan ibunya menjadi kotor, jelek dan menjijikkan. Prabu Siliwangi got angry at Dewi Kadita and her mother and forced them to get out of the palace, as they were thought to be bad luck for the kingdom. Prabu Siliwangi mendapat marah pada Dewi Kadita dan ibunya dan memaksa mereka untuk keluar dari istana, karena mereka berpikir untuk menjadi sial bagi kerajaan. While they were wandering around the country, the mother died. Sementara pengembaraan mereka di seluruh
She sat above a stove-shaped rock and when she was sleeping, she had a vision that she should jump into the water to release herself from the curse. Sabtu dia di atas tungku yang berbentuk batu dan ketika ia tidur, ia mempunyai visi bahwa ia harus melompat ke dalam air untuk melepaskan diri dari kutukan. When she woke up, with no second thought, Dewi Kadita jumped into the sea. Ketika dibangun, tanpa kedua pikiran, Dewi Kadita melompat ke dalam laut. She once again became very beautiful, but then she realized that she was not a human anymore. Ia sekali lagi menjadi sangat cantik, tetapi kemudian dia menyadari bahwa dia bukan manusia lagi. She had turned into a supernatural form of life. Dia telah berubah menjadi gaib bentuk kehidupan. She then ruled all creatures off the southern coast of Java Island, and was known as Nyi Roro Kidul (queen of the southern sea). Dia kemudian memerintah semua makhluk di bagian pantai selatan Pulau Jawa, dan dikenal sebagai Nyi Roro Kidul (ratu dari laut selatan). As revenge on her father, she became the primary bride for Mataram kings (the rival of the Pajajaran kingdom). Karena dendam pada ayahnya, ia menjadi calon utama untuk raja-raja Mataram (yang saingan dari Kerajaan Pajajaran).
The river of Bengawan Solo, which started from the mystical mountain of Merapi in Central Java and leads to the Indian Ocean, is said to be the tunnel used by Nyi Roro Kidul to access Java. Dari sungai Bengawan Solo, yang dimulai dari mistik gunung Merapi di Jawa Tengah dan mengarah ke Samudra Hindia, dikatakan terowongan yang digunakan oleh Nyi Roro Kidul untuk mengakses Jawa. In a green costume, she traps males who are walking on the shore. Dalam pakaian hijau, dia perangkap laki-laki yang berjalan di pantai. They are swallowed by the waves and are thought to be missing or dead but will actually become her guard or mate. Mereka ditelan oleh gelombang dan pemikiran yang akan hilang atau mati tapi dia akan benar-benar menjadi penjaga atau suami.
From : www.yahoo.com
The Legend of Hang Tuah
It was told, [In] Peninsula Malay west coast, there are a so called empire [of] Country of Bintan. At that time there [is] a so called boy [of] Hang Tuah. He is a brave and diligent child and also often assist its parent look for wood [in] forest. Hang Tuah have four closed friend people, that is Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu and of Hang Musk. When stepping on is adolescent, they play together to sea. They want to be excellent seaman and can bring ship to countrys which far.
One day, they go up boat to is middle [of] sea. " Hey see, there [is] three ship!" exclaim Hang Tuah to its friends. Third that ship still reside in too far, so that they not yet see clearly [of] its signs. Third that ship progressively near by. " Seeing that flag! Ship pirate flag! " We fight against them until depletion blood dot!" call loudly Hang Musk. Ship Pirate progressively come near boat of Hang Tuah and [his/its] friends. " Let we look for island to land. [In] our continent more (be) free to give battle!" word of Hang Tuah maneuver. At arrival [in] land of Hang Tuah maneuver. Encounter [among/between] Hang Tuah and [his/its] friends fight against pirate take place venomously. Hang Tuah attack pirate head which [is] big high berbadan with its patrimony keris. " Hi moppet, surendering… Let put down your kitchen knife!" Hearing the words [of] Hang Tuah very aggrieved. Then he jump nimbly and stab the the pirate head. direct to Pirate head even also defeated. In a short time Hang Tuah and [his/its] friends succeed to paralyse pirate folk. They succeed to capture 5 pirate people. Some success pirate get away by their boat.
Later;Then Hang Tuah and [his/its] friends face Sultan of Bintan at the same time bring their captive. Because bravery and [his/its] ability, Hang Tuah and [his/its] friends [is] given [by] rank in monarchic soldier. Some years later;then, Hang Tuah lifted to become sea armada head. Since becoming sea armada head, country of Bintan become prosperous and sturdy. [There] no country which dare to attack country of Bintan. Some times later;then, Sultan of Bintan wish to marry female of Majapahit [in] Java. " I wish to be prepared [by] armada for journey to Majapahit," Sultan word to Hang Tuah. Hang Tuah immediately form a taft armada. After altogether ready to, Sultan and [his/its] entourage immediately climb ship go to town of Tuban erstwhile [of] him represent especial port property of Majapahit. Journey [do] not meet resistance [is] at all. Wedding ceremony of Sultan take place hilariously and is peaceful.
After finishing perhelatan of marriage, Sultan of Bintan and [his/its] princess return to Malaka. Hang Tuah lifted to become Admiral. He lead armada entire/all empire. But this matter [do] not take place llama because [all] is heroic [of] palace become to covet. [All] is heroic [of] palace instigate Sultan. They say that Hang Tuah only can revel, bergelimang in affluence and intersperse state money. Finally Sultan provocated their incitement. Hang Tuah and of Hang Jebat [in] riffing. Even [all] is heroic [of] palace pit against Hang Tuah and of Hang Jebat. They allege Hang Jebat will rebel. Han Tuah surprised to hear the news. He then visit Hang Jebat and try advising [him/ it]. But seemingly tactics pit against by [all] is heroic [of] success empire. Hang Jebat and of Hang Tuah quarrel and finally quarrel. Unlucky to Hang Jebat. He defeated on-hand Hang Tuah. Hang Tuah very penitent. But to Sultan, Hang Tuah assumed [by] warrior because succeeding to kill a rebel. " You I lift again become admiral", Sultan word [at] Hang Tuah. After the time/date of that Hang Tuah again lead monarchic sea armada.
One day, Hang Tuah get duty to India country to develop;build friendship [among/between] Country of Bintan and India. Hang Tuah [in] its miracle test by King India to conquer wild horse. That test succeed to be passed by Hang Tuah. King India and [all] is heroic [of] him very marvel. After going home is Indian, Hang Tuah accept duty to Chinese. Its so called Emperor [of] Khan. In that empire do not a even also may look into directly [of] face of[is the emperor. When [in] jamu dine by Emperor, Hang Tuah ask to be provided [by] vegetable of kangkung. He sit [in front/ahead] of Emperor Khan. When eating, Hang Tuah mendongak to [enter/include] vegetable of kangkung to its mouth. Thereby he earn to see emperor face. [All] is heroic [of] angry emperor and will catch Hang Tuah, but Kiasar Khan prevent [him/it] because he very marvel with ingenuity of Hang Tuah.
Some other political duty succeed to be executed better by Hang Tuah. Till at one time he get duty block armada of led west a so called admiral [of] D Almeida. this [is] Armada very strong. Hang Tuah and [his/its] team immediately block. Venomous encounter impend. Moment that's Hang Tuah [be] killed advocate its fatherland. He defeated to be penetrated [by] bullet of[is the admiral
After the time/date of that, name of Hang Tuah become famous as excellent seaman, heroic admiral and become warrior in Indonesia and [in] Malaysia. As respect form, one of the Indonesia battleship called [by] KRI Hang Tuah. Hopefully the name of that bring ' tuah' with the meaning [is] benediction.
Hang Tuah
Alkisah, Di pantai barat Semenanjung Melayu, terdapat sebuah kerajaan bernama Negeri Bintan. Waktu itu ada seorang anak lakik-laki bernama Hang Tuah. Ia seorang anak yang rajin dan pemberani serta sering membantu orangtuanya mencari kayu di hutan. Hang Tuah mempunyai empat orang kawan, yaitu Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu dan Hang Kesturi. Ketika menginjak remaja, mereka bermain bersama ke laut. Mereka ingin menjadi pelaut yang ulung dan bisa membawa kapal ke negeri-negeri yang jauh.
Suatu hari, mereka naik perahu sampai ke tengah laut. “Hei lihat, ada tiga buah kapal!” seru Hang Tuah kepada teman-temannya. Ketiga kapal itu masih berada di kejauhan, sehingga mereka belum melihat jelas tanda-tandanya. Ketiga kapal itu semakin mendekat. “Lihat bendera itu! Bendera kapal perompak! “Kita lawan mereka sampai titik darah penghabisan!” teriak Hang Kesturi. Kapal perompak semakin mendekati perahu Hang Tuah dan teman-temannya. “Ayo kita cari pulau untuk mendarat. Di daratan kita lebih leluasa bertempur!” kata Hang Tuah mengatur siasat. Sesampainya di darat Hang Tuah mengatur siasat. Pertempuran antara Hang Tuah dan teman-temannya melawan perompak berlangsung sengit. Hang Tuah menyerang kepala perompak yang berbadan tinggi besar dengan keris pusakanya. “Hai anak kecil, menyerahlah… Ayo letakkan pisau dapurmu!” Mendengar kata-kata tersebut Hang Tuah sangat tersinggung. Lalu ia melompat dengan gesit dan menikam sang kepala perompak. Kepala perompak pun langsung tewas. Dalam waktu singkat Hang Tuah dan teman-temannya berhasil melumpuhkan kawanan perompak. Mereka berhasil menawan 5 orang perompak. Beberapa perompak berhasil meloloskan diri dengan kapalnya.
Kemudian Hang Tuah dan teman-temannya menghadap Sultan Bintan sambil membawa tawanan mereka. Karena keberanian dan kemampuannya, Hang Tuah dan teman-temannya diberi pangkat dalam laskar kerajaan. Beberapa tahun kemudian, Hang Tuah diangkat menjadi pimpinan armada laut. Sejak menjadi pimpinan armada laut, negeri Bintan menjadi kokoh dan makmur. Tidak ada negeri yang berani menyerang negeri Bintan. Beberapa waktu kemudian, Sultan Bintan ingin mempersunting puteri Majapahit di Pulau Jawa. “Aku ingin disiapkan armada untuk perjalanan ke Majapahit,” kata Sultan kepada Hang Tuah. Hang Tuah segera membentuk sebuah armada tangguh. Setelah semuanya siap, Sultan dan rombongannya segera naik ke kapal menuju ke kota Tuban yang dahulunya merupakan pelabuhan utama milik Majapahit. Perjalanan tidak menemui hambatan sama sekali. Pesta perkawinan Sultan berlangsung dengan meriah dan aman.
Setelah selesai perhelatan perkawinan, Sultan Bintan dan permaisurinya kembali ke Malaka. Hang Tuah diangkat menjadi Laksamana. Ia memimpin armada seluruh kerajaan. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena para perwira istana menjadi iri hati. Para perwira istana menghasut Sultan. Mereka mengatakan bahwa Hang Tuah hanya bisa berfoya-foya, bergelimang dalam kemewahan dan menghamburkan uang negara. Akhirnya Sultan termakan hasutan mereka. Hang Tuah dan Hang Jebat di berhentikan. Bahkan para perwira istana mengadu domba Hang Tuah dan Hang Jebat. Mereka menuduh Hang Jebat akan memberontak. Han Tuah terkejut mendengar berita tersebut. Ia lalu mendatangi Hang Jebat dan mencoba menasehatinya. Tetapi rupanya siasat adu domba oleh para perwira kerajaan berhasil. Hang Jebat dan Hang Tuah bertengkar dan akhirnya berkelahi. Naas bagi Hang Jebat. Ia tewas ditangan Hang Tuah. Hang Tuah sangat menyesal. Tapi bagi Sultan, Hang Tuah dianggap pahlawan karena berhasil membunuh seorang pemberontak. “Kau kuangkat kembali menjadi laksamana”, kata Sultan pada Hang Tuah. Sejak saat itu Hang Tuah kembali memimpin armada laut kerajaan.
Suatu hari, Hang Tuah mendapatkan tugas ke negeri India untuk membangun persahabatan antara Negeri Bintan dan India. Hang Tuah di uji kesaktiannya oleh Raja India untuk menaklukkan kuda liar. Ujian itu berhasil dilalui Hang Tuah. Raja India dan para perwiranya sangat kagum. Setelah pulang dari India, Hang Tuah menerima tugas ke Cina. Kaisarnya bernama Khan. Dalam kerajaan itu tak seorang pun boleh memandang langsung muka sang kaisar. Ketika di jamu makan malam oleh Kaisar, Hang Tuah minta disediakan sayur kangkung. Ia duduk di depan Kaisar Khan. Pada waktu makan, Hang Tuah mendongak untuk memasukkan sayur kangkung ke mulutnya. Dengan demikian ia dapat melihat wajah kaisar. Para perwira kaisar marah dan hendak menangkap Hang Tuah, namun Kiasar Khan mencegahnya karena ia sangat kagum dengan kecerdikan Hang Tuah.
Beberapa tugas kenegaraan lainnya berhasil dilaksanakan dengan baik oleh Hang Tuah. Hingga pada suatu saat ia mendapat tugas menghadang armada dari barat yang dipimpin seorang admiral yang bernama D Almeida. Armada ini sangat kuat. Hang Tuah dan pasukannya segera menghadang. Pertempuran sengit segera terjadi. Saat itulah Hang Tuah gugur membela tanah airnya. Ia tewas tertembus peluru sang admiral. Sejak saat itu, nama Hang Tuah menjadi terkenal sebagai pelaut ulung, laksamana yang gagah berani dan menjadi pahlawan di Indonesia dan di Malaysia. Sebagai bentuk penghormatan, salah satu dari kapal perang Indonesia diberi nama KRI Hang Tuah. Semoga nama itu membawa ‘tuah’ yang artinya adalah berkah.
The Legend of Timun Emas
its Mbok Sirni name, he is a widow wishing a child [so that/ to be] can assist [him/it] work
One day he [is] visited by giant which wish to give a child on condition that if that child have [of] age [to] six year have to be delivered [by] that keraksasa to be dined
Mbok Sirnipun agree. Giant give cucumber seed [him/it] [so that/ to be] planted and taken care of [by] after two week among planted cucumber fruit [it] there [is] big single most and sparkle like gold
Later;Then Mbok Sirni split that fruit carefully. In the reality its contents a beautiful baby which called [by] gold cucumber.
Progressively gold cucumber day grow to become pretty girl. One day come giant to bill for promise of Mbok sirni very fear losing of gold cucumber, he/she postpone promise [so that/ to be] giant come 2 year again, because progressively delicious dewasa,semakin to be dined, giant even also agree.
Mbok Sirni even also darling progressively [at] gold cucumber, each time he mindful of its it[him] its liver even also become to worry and is sorrowful
A[N night of mbok sirni dream, [so that/ to be] its child safe he have to meet ascetic [in] Hairless Mount. Its Morning [is] he are direct go. [In] Hairless Mount [is] he meet a ascetic which giving [him/ it] 4 small pack, that is cucumber seed, needle, terasi garam,dan as penangkal. At arrival at home giving of 4 mentioned pack to gold cucumber, and ordering of gold cucumber pray.
Its morning [of] giant come again to bill for promise. cucumber of Emaspun called away to pass back door for the Mbok of sirni
Giant even also pursuing [him/ it]. Gold cucumber even also mindful of its pack, hence its disperse [of] cucumber seed.
Quite uncanny, forest become close cucumber farm [of] its fruit. Raksasapun eat [him/it] but that cucumber fruit [oppositely;also] add gigantic power
Last [of] gold cucumber spread needle, in a crack trees tumbuhlan of banbu very keen and high
With foot/feet which [is] giant berdarah-darah continue to pursue. cucumber of Emaspun open salt bingkisan and spreading of
At once hutanpun become wide [of] ocean. With its painfulness [of] giant can pass.
Which [is] Cucumber Gold terakhit finally spread terasi, [is] at once formed [by] mud ocean boiling, finally dead raksasapun " Thank you God [is], Thou have protected your slave [is] " Cucumber Gold say thanks. Finally Cucumber Gold and of Mbok peaceful and happy Sirni life.
Timun Emas
Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan keraksasa itu untuk disantap. Mbok Sirnipun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas. Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama timun emas.
Semakin hari timun emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji Mbok sirni amat takut kehilangan timun emas, dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa,semakin enak untuk disantap, raksasa pun setuju. Mbok Sirnipun semakin sayang pada timun emas, setiap kali ia teringat akan janinya hatinyapun menjadi cemas dan sedih. Suatu malam mbok sirni bermimpi, agar anaknya selamat ia harus menemui petapa di Gunung Gundul. Paginya ia langsung pergi. Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya dirumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada timun emas, dan disuruhnya timun emas berdoa.
Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun emaspun disuruh keluar lewat pintu belakang untuk Mbok sirni. Raksasapun mengejarnya. Timun emaspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa. Lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon banbu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar. Timun emaspun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya. Seketika hutanpun menjadi lautan luas. Dengan kesakitannya raksasa dapat melewati.
Yang terakhit Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasapun mati. " Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini " Timun Emas mengucap syukur. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.
The Legend of Keong Emas
King of Kertamarta [is] king of Empire of Daha. King have 2 people of putri, its name [of] Goddess of Galuh and of Candra good and beautiful Kirana. Kirana Candra have been betrothed by Monarchic Crown [of] Kahuripan that is wise and good Raden Inu Kertapati
But blood brother of Candra Kirana that is Galuh Ajeng very catty [at] Candra kirana, because Galuh Ajeng be in sympathy with [at] Raden Inu later;then Galuh Ajeng meet magic grandmother to curse kirana candra. He/She also libeling [him/ it] so that kirana candra dissipated from Palace when kirana candra perambulate coast, grandmother of sihirpun emerge and magic [him/ it] become gold keong and throwing away [him/ it] kelaut. But its magic will lose if/when gold keong meet with its fiancé.
One day a grandmother [is] searching fish with fish-net, and gold keong transported. Keong Gold bringing of going home and put [by] [in] jar. Day after that grandmother look for fish [is] again gone out to sea but do not seekorpun got. But when he until its shack [is] he surprise because have made available delicious cookery. Sinenek ask around who send this cookery.
So also next days [of] sinenek experience similar occurence, keesokan of [his/its] morning [of] grandmother pretend kelaut he peep what is going on, in the reality gold keong turn into direct cutie cook, later;then grandmother admonish [him/it] " yours who is the bloody hell [of] beautiful putri " I [is] monarchic putri [of] Daha which [is] magic become gold keong by my you because he catty to me " word of keong gold, later;then kirana candra change again become gold keong. That grandmother [is] got stuck to see [it].
Whereas prince of Inu just [to] Kertapati do not willing to be be kept quiet it when soybean cake of candra kirana disappear. Iapun look for [him/it] by incognito to become ordinary people. grandmother of Sihirpun finally know and alter x'self become crow to [be] is ill starred [of] Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Surprise once see raven which can converse and know its target. He assume that miraculous raven and listening go [him/ it] though Inu raden given is off the beam. Journey of Raden Inu come in contact with a grandfather which [is] hunger, the giving of that grandfather eat. In the reality grandfather [is] good miraculous people [is] He help Raden Inu of that raven.
That grandfather beat raven with its stick, and that bird become smoke. Finally Raden Inu informed [by] where Candra Kirana reside in, the ordering of that raden go dadapan kedesa. After walking berhari-hari until he [is] Dadapan kedesa He draw near a seen shack [it] to ask a draught irrigate because its provisions have [used up/finished]. But in the reality he very surprised, because from returning window he see [it] its fiance [is] cooking. Finally its magic even also lose because discovery with Raden Inu. But at that moment emerge grandmother owner of that shack and Candra Kirana putri introduce Raden Inu [at] grandmother. Finally Raden Inu carry its fiance [of] keistana, and Candra Kirana narrate deed of Galuh Ajeng [at] Baginda Kertamarta.
Baginda apologize to Candra Kirana conversely. Galuh Ajeng get in kind penalization. For fear of Galuh Ajeng run away kehutan, later;then he [is] terperosok and fall into creavasse. Finally nuptials of Candra and kirana of Raden Inu Kertapatipun take place. They carry grandmother of dadapan that kindhearted to happy life them and palace.
Keong Emas
Raja Kertamarta adalah raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra kirana sudah ditunangkan oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik dan bijaksana.
Tapi saudara kandung Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng sangat iri pada Candra kirana, karena Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu kemudian Galuh Ajeng menemui nenek sihir untuk mengutuk candra kirana. Dia juga memfitnahnya sehingga candra kirana diusir dari Istana ketika candra kirana berjalan menyusuri pantai, nenek sihirpun muncul dan menyihirnya menjadi keong emas dan membuangnya kelaut. Tapi sihirnya akan hilang bila keong emas berjumpa dengan tunangannya.
Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut. Keong Emas dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi dilaut tetapi tak seekorpun didapat. Tapi ketika ia sampai digubuknya ia kaget karena sudah tersedia masakan yang enak-enak. Sinenek bertanya-tanya siapa yang memgirim masakan ini.
Begitu pula hari-hari berikutnya sinenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek pura-pura kelaut ia mengintip apa yang terjadi, ternyata keong emas berubah menjadi gadis cantik langsung memasak, kemudian nenek menegurnya " siapa gerangan kamu putri yang cantik ? " Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia iri kepadaku " kata keong emas, kemudian candra kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek itu tertegun melihatnya.
Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihatnya tunangannya sedang memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada saat itu muncul nenek pemilik gubuk itu dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden Inu pada nenek. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya keistana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman yang setimpal. Karena takut Galuh Ajeng melarikan diri kehutan, kemudian ia terperosok dan jatuh kedalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek dadapan yang baik hati itu keistana dan mereka hidup bahagia.
The Legend of Malin Kundang
At one time, live a fwasherman family in coastal area of region of Sumatra. The Family conswast of father, mother and a boy, called Malin Kundang. Because of condition family finance concern, the father set mind on do to earn life [in] country defect by fording wide [of] ocean
Hence, remaining the Malin and hwas mother in their gubug. One week, two week, one month, two months even had 1 longer year of him, Malin’s father did not also return to its native land. So that its mother had to replaced position of Malin’s father to do. Malin was including smart child but little was naughty. He often chased chicken and beaten it with broom. One day when Malin was chasing chicken, he stumbled his right arm and stone of hurt hit by stone. The hurt became remainder on his arm and cannot lose.
After bolting adult, Malin Kundang felt pity with his mother scarbbling do earn life to enlarge himself. He thought to do earn life in country defect on the chance of later when returning to native land, he had became a very rich. Malin interest with invitation a trade skepper which impecunious before now had became a very rich.
Malin Kundang phrased its intention to its mother. Its mother initialy less agree with intention of Malin Kundang, but because Malin continue to inswast on, Ms. Malin Kundang finally aggreeing [him/ it] although liver weighing. After drawing up supply and stock sufficiently, Malin immediately go to dock sent by its mother. " My child, if thou had succeeded and become one who was in abundance, you don't forget with your mother and kampong of halamannu thwas, nak", say Ms. Malin Kundang at the same time tear trickling.
Ship took a ride by Malin longer progressively far accompanied by hand gesture Ms. Malin Kundang. During residing in ship, Malin Kundang got many navigation learn at crew which had was experienced. In the middle of journey, sudden ship took a ride by Malin Kundang in attacking by pirate. All merchandise merchant residing in ship hijacked by pirate. Even most crew man and one who reside in the ship murdered by all pirate. Malin Kundang very lucky him self did not be murdered by all pirate, because when that event happened, Malin immediately hide [in] a small room which closed by wood.
Malin Kundang breaked in the middle of sea, till finally boarded ship it strand in a coast. With rest of existing energy, Malin Kundang walked to go to proximate countryside of coast. At arrival in countryside, Malin Kundang helped by society in the countryside after previously narrate occurrence befalling it. Place countryside of Malin strand was very fertile countryside. Resiliently and its obstinacy in working, Old Malin too long succeed to became a very rich. He had many merchant ship with staff which was its amount more than 100 people. After becoming was very rich, Malin Kundang married a girl to become his wife.
News of Malin Kundang which had became very rich and had married until also to Malin Kundang’s mother. Ms. Malin Kundang felt grateful and very happy her child had succeeded. After the time of that, Malin Kundang‘s mother every day goes to dock, waiting for her child which possible came home to his native land.
After married, Malin and his wife conducted accompanied by beautiful and big by water sea transport of crew and also with many guards. Ms. Malin Kundang which every day waits her child, saw that very beautiful ship, stepped into port. She saw there was two peoples who was standing above shipboard. She was sure if who was standing, was her child Malin Kundang along with his wife.
Malin Kundang even also debarked. He was greeted by his mother. After enough near by, his mother saw right arm hurt compassion of people, progressively be confidence his mother that which he came near was Malin Kundang. " Malin Kundang, my child, why you go old so without delivering news?", she said at the same time embraced Malin Kundang. But what was going on later then? Malin Kundang immediately discharge embrace of his mother and pushing her till fallen down. " Woman ignore yourself, just to promiscuously confess as my mother", said Malin Kundang to his mother. Malin Kundang pretend did not recognize his mother, because shame with his mother which had old and impose clothes of frayed. " That woman is your mother?", Asked Malin Kundang’s wife. " Did not, he was only a beggar which pretend to confessed as my mother so that getting my wealth", shouted Malin to his wife. Hearing statement and treated without considering by her child, Malin Kundang”s mother was very angry. She did not anticipate her child became disaffected child. Because his enragement which culminate, Malin’s mother upturned his arms at the same time say " Oh God was, if correctness he was my child, I cursed he become a stone". Did not how long later then wind rumble boisterous and awful storm come breaking ship of Malin Kundang. Afterwards body of Malin Kundang became stiff and in process of time finally in form of becoming a reef.
Malin Kundang
Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terdampar ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang
The Legend of Cindelaras
Raden Putra is Monarchic king of Jenggala. He was consorted by a kindhearted consort of king and a pretty beautiful concubine. But, King concubine of Raden Putra measure up to heartburning and grudge to the consort of king. She planned something that ugly to consort of king. " Ought to, I who become consort of king. I have to think of to remove consort of king," think her.
His majesty’s concubine, plotted with a palace physician. She pretended ill that serious. Palace physician was immediately called. The physician said that there was someone which had put poison in sir beverage of princess. " The man of was no other was consort of king of His majesty alone", said the physician. His majesty became irate hear clarification of palace physician. He immediately commanded him to throw away consort of king to forest.
The governor immediately brought consort of king that was containing to wilderness. But, the governor that wise didn’t want to kill her. Seemingly the governor had known virulent intention of his majesty’s concubine. " Consort of king, don't worry, I would report to His majesty that sir of princess I had killed," said the governor. To deceive king, the governor smeared his sword with his the capturer hare blood. King nodded satisfied when the governor reported if he had killed consort of king.
After several months resided in forest, child was born by the consort of king. The baby’s name is Cindelaras. Cindelaras grew up become a handsome and smart child. Since childhood he had palled up with animal dweller of forest. One day, when was engrossing to play at, a eagle dropped egg item. " Hmm, that eagle very kind. It intended to give that egg to me." After 3 week, that egg hatched. Cindelaras looked after his chick dilligently. That chick grew up became a strong and good cock. But there was one oddity that Crow cock sound really amaze! " Kukuruyuk.... My Sir Cindelaras, his house in the middle of jungle, his roof of coconut leaf, his father is Raden Putra..."
Cindelaras was very amazed hear his chicken crow and immediately show at his mother. Last, Cindelaras’s mother told genesis why they resided in forest. Hearing his mother’s story, Cindelaras intended to palace and unfold badness of concubine of his majesty. After permitting his mother, Cindelaras went to palace, accompanied by his cock. When on the way there were some one who made cocks fighting. Then Cindelaras was called by all informer of chicken. " Let, if dare to, fight cocks your male with my chicken," challenge him. " Well," answer Cindelaras. When confronted, in the reality cock of Cindelaras scrap gallantly and in a short time, he earned to defeat his opponent. After was several times confronted, chicken of Cindelaras unbeatable. His chicken really taft.
News about greatness of chicken of Cindelaras spread over swiftly. Raden Putra even also heard that news. Later;Then, Raden Putra ordered him to invite Cindelaras. " I face exellency," said Cindelaras decently. " This child of looker and was smart, likely he was non clan of ordinary people," think his majesty. Chicken of Cindelaras matched with chicken of Raden Putra with one condition, if chicken of Cindelaras fail hence he ready his head was decapitated, but if his chicken won hence semi properties of Raden Putra become property of Cindelaras.
Two heads that chicken scraped martially. But in a short time, chicken of Cindelaras success conquered chicken of was the King. All audience of have cheer to of applaud Cindelaras and his chicken. " Well I pass under the yoke. I will keep a promise me. But, who was you in fact, youngster?" Ask His majesty Raden Putra. Cindelaras immediately bow like whispering something at his chicken. Do not how long his chicken immediately sound. " Kukuruyuk... My Sir of Cindelaras, his house in the middle of jungle, his roof of coconut leaf, his father of Raden Putra...," that cock crow repeatedly. Raden Putra dumb-found to hear chicken crow of Cindelaras. " Was real correct that?" Asked wonderment his majesty. " Real correct of His majesty, my name Cindelaras, my mother was consort of king of His majesty."
At the same time, the governor immediately face and narrate all event which in fact have happened of consort of king. " I had conducted mistake," said His majesty Raden Putra. " I will give in kind penalization at concubine," continue His majesty irately. Later, then Raden Putra’s concubine even also thrown to forest. Raden Putra immediately embraced his child and apologized of his mistake Afterwards, Raden Putra and of hulubalang immediately fetch consort of king to forest.. Finally Raden Putra, and consort of king of Cindelaras could reconvene. After Raden Putra passed away, Cindelaras replaced to domicile his father. He governed his country dispassionately and wisdom.
Cindelaras
Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. "Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri," pikirnya.
Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri," kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.
Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. "Permaisuri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa Permaisuri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja mengangguk puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh Permaisuri.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Nama bayi itu adalah Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur. "Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku." Setelah 3 minggu, telur itu menetas. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan! "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra..."
Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku," tantangnya. "Baiklah," jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan. Ayamnya benar-benar tangguh.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras. "Hamba menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata," pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. "Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda."
Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.
Sangkuriang
Number : 34
Class : XE
Sangkuriang
[At] away back, [of] story a princess [in] so called West Java [of] Lady in waiting of Sumbi. He have a called [by] boy [is] Sangkuriang. The Child very fond of to hunt He hunt accompanied by Tumang, darling dog [of] palace. Sangkuriang [do] not know, that that dog [is] deity titisan as well as its father.
At one particular day of Tumang do not want to follow its comand to pursue hunting animal. Hence the dog dissipating of into forest. When returning to palace, Sangkuriang narrate that occurence [at] its mother. Angry unbelievableness [of] Lady in waiting him of Sumbi so hear that story. Without intending he break head Sangkuriang with holded rice spoon [it]. Sangkuriang injure. He very disappointed and go to wander.
After that occurence, Lady in waiting of Sumbi very is regretting [of] x'self. He always pray and very assiduous do penance. At one particular when, [all] deity give [him/it] a present. He will be young forever and have endless beauty. After through years wander, Sangkuriang finally intend to return to the ground its water. At arrival there, that empire have blew hot and cold. There meeting of a pretty girl, which the no other [is] Lady in waiting of Sumbi. Fascinated by the woman beauty hence, Sangkuriang apply for [it]. Because of that [is] young man very handsome, Lady in waiting of Sumbi even also very fascinated to [him].
At one particular day of Sangkuriang ask to take leave to hunt. He ask to help Lady in waiting of Sumbi to neaten its headband. What a surpriseding of Lady in waiting of Sumbi when seeing hurt secondhand [in] its husband candidate head. That hurt very similar to its child hurt which have gone to go abroad. After llama paying attention of, in the reality that [is] young man face very loo like with its child face. He become very fear. Hence later;then he look for ways and means to discomfit that proposal to marry process. He raise two condition. First, he ask that young man to barricade river of Citarum. And [both/ second], he ask Sangkuriang to make a big sampan to defect that river. Both that condition should have been fulfilled [by] before the peep of day.
That night [of] Sangkuriang live as an ascetic. With its miracle [is] he conscript occult beings to assist to to finish that work. Lady in waiting of Sumbi even also in secrecy peep the work. So that work almost finish, Lady in waiting of Sumbi command its team to perform cloth of sutra red [in] eastside town. When witnessing red colour [in] town east, Sangkuriang predict day have before morning. He even also discontinue its work. He very angry therefore mean he cannot be up to standard which asked [by] Lady in waiting of Sumbi.
With its strength, he [is] made barrage menjebol [it]. Happened [by] deluge knock over city wide. He even also later;then kick big sampan which made [it]. That sampan float and fall to become a so called mount " Tangkuban Perahu."
Terjemahan :
Sangkuriang
Pada jaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu Ia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.
Pada suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka anjing tersebut diusirnya ke dalam hutan. Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi mengembara.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi. Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya. Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya.
Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan. Maka kemudian ia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu. Ia mengajukan dua buah syarat. Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.
Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya ia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota. Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Ia sangat marah oleh karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.
Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama "Tangkuban Perahu."
The Legend of Sangkuriang
According to local folklore, the formation of the Tangkuban Perahu volcano began with a young man Sangkuriang who fell in love with his own mother, Dayang Sumbi.
One day, when he was hunting, Sangkuriang accidentaly killed his beautiful black dog (Si Tumang). This dog is actually Sangkuriang’s father who had been condemned to live the life of a dog by his GURU. However, Sangkuriang never knew it.
Sangkuriang had been separated by his mother since childhood. Yet, he was destined to meet his mother again. When on his way home, he stopped at small village and met and fell in love with a beautiful girl. He didn’t realized that the village was his homeland nor that the beautiful girl was his own scared mother, who remain young and pretty.
Their love grew naturally and one day, they were discussing their wedding plans. Dayang Sumbi suddenly realized that the profile of Sangkuriang’s head matched that of her only son’s who had left twenty years earlier. How could she marry her own son? But she didn’t wish to dissapointed him by canceling the wedding. So, although she agreed to marry Sangkuriang, she would do so only on the condition that he provide her with a lake and a boat witch which they could sail on the down of their wedding day.
Sangkuriang accepted this condition and built a lake by Citarum river. With a dawn just moment away and the boat almost complete, Dayang Sumbi realized that Sangkuriang would fulfill the condition she had set. With a wave of her supernatural shawl, she lit up the eastern horizon with flashes of light. Deceived by false dawn, the cock crowed and farmers rose for the new day.
With his work not yet complete, Sangkuriang realized that his endeavor were lost. With all his anger, he kicked the boat that he himself had built. The boat fell over and in so doing became the mountain TANGKUBAN PERAHU ( in Sundanese, Tangkuban means upturned or upside down, and Perahu means boat ). With the dam torn asunder, the water drained from the lake becoming a wide plain and nowadays became a city called Bandung ( from the wod BENDUNG, which means Dam ).
Translete :
LEGENDA SANGKURIANG
Menurut dongeng penduduk setempat , formasi batuan beku Tangkuban Perahu bermula dengan seorang pemuda, Sangkuriang yang merasa jatuh cinta dengan ibunya sendiri, Dayang Sumbi.
Suatu hari, ketika dia berburu Sangkuring tidak sengaja membunuh anjing hitam cantiknya, Si Tumang. Anjing ini adalah benar-benar ayah Sangkuriang, dia dihukum untuk hidup sebagai anjing oleh gurunya. Walaupun demikian, Sangkuriang tidak pernah tahu itu.
Sangkuriang menjadi tersendiri oleh ibunya sejak masa kanak-kanak. Nasib masih memperuntukkan untuk bertemu dengan ibunya lagi. Ketika dalam perjalanan pulang ke rumah, dia berhenti di sebuah desa kecil dan berjumpa dan merasa jatuh cinta dengan seorang gadis cantik. Dia tidak sadar bahwa desa itu adalah tanah kelahiran juga bahwa gadis cantik itu adalah ibunya sendiri, yand masih muda dan cantik.
Cinta mereka tumbuh sewajarnya (alami) dan suatu hari, ketika mereka membahas rencana pernikahan mereka, Dayang Sumbi tiba-tiba sadar bahwa bentuk muka dari tergores bahwa itu hanya dari anaknya sendiri, yang kiri 20 tahun lalu. Bagaimana dia dapat menikahi anaknya sendiri? Tapi dia tidak ingin mengecewakannya dengan membatalkan pernikahan itu. Jadi, walaupun dia menyetujui untuk menikah Sangkuriang, dia hanya akan membuat satu keadaan / syarat bahwa dia melengkapinya dengan sebuah danau dan sebuah perahu dengan yang mana mereka akan berlayar diatas fajar terbit di hari pernikahan mereka.
Sangkuriang menerima syarat ini dengan membangun sebuah danau oleh bendungan Sungai Citarum. Hanya dengan sebuah fajar pergi dan perahu hampir lengkap, Dayang Sumbi sadar bahwa Sangkuriang akan memenuhi persyaratan, dia dengan lengkap. Dengan sebuah ombak dari selendang kekuatan gaibnya, dia membuat cahaya diatas timur kaki langit dengan cahaya yang bersinar dengan ringan. Fajar tipuan salah, ayam jantan berkokok dan para petani bangun untuk hari yang baru.
Dengan pekerjaan yang belum lengkap, Sangkuriang sadar bahwa usahanya hilang (sia-sia). Dengan semua kemarahan, dia menendang perahu itu yang ia buat sendiri. Perahu jatuh disebserang dan terbalik sehingga menjadi Gunung Tangkuban Perahu (di Sunda Tangkuban berarti sarana perbaikan/ jungkit ballik dan perahu berarti perahu). Dengan bendungan yang berbentuk terpisah, saluran air dari danau menjadi sebuah lapang yang luas dan sekarang menjadi sebuah kota yang bernama Bandung (dari kata Bendung, yang artinya bendungan).
Source : Google
Monday, 19 January 2009
The Good-Hearted Golden Snail-Keong Emas yang Lembut Hati
Candra Kirana was beautiful, with good manners and a gentle heart. For all those reasons, she had been betrothed to Raden Inu Kertapati, the crown prince of the Kingdom of Kahuripan.
“This can’t be happening,” grumbled the jealous Dewi Galuh. She envied Candra Kirana for having been chosen to be the consort of Pangeran Inu Kertapati. “I have to do something.”
Dewi Galuh came to an old wicked witch. She asked the witch to put a spell on Candra Kirana and transform her into a frog, chick, duck, or monkey so that Candra Kirana could never be with Pangeran Inu Kertapati.
The old witch grinned and said that she was willing to help on one condition: that Dewi Galuh should expel Candra Kirana from the palace.
Then Dewi Galuh set out on her evil plan for Candra Kirana. When King Kertamarta asked Candra Kirana to make him a cup of coffee, Dewi Galuh put a small amount of rat poison into the coffee when Candra Kirana wasn’t looking.
“What did you do to father ?” Dewi Galuh yelled, pretending to be so worried when her father, King Kertamarta, became ill and fainted with foam in his mouth.
Candra Kirana shook her head and shivered in confusion.
Dewi Galuh sniffed the coffee glass. “You …,” she pointed to Candra Kirana, “You poisoned our father !”
“No, I did not poison him. Why would I do that ? What ridiculous accusation is this ?” Candra Kirana said, trying to defend herself.
However, her defense was useless. Everyone suspected Candra Kirana for planning to murder King Kertamarta. As punishment, she would be banished from the kingdom until the day the King could forgive her.
Candra Kirana was so dejected and lonely. She didn’t know where to go. She wandered around aimlessly by the shore.
Behind her, Dewi Galuh and the Witch had been following her discreetly. “There she is,” whispered Dewi Galuh. “Cast your spell now, Old Witch !” asked her.
Without hesitation, the witch recited her mantra. She was waving her hands, inhaling very deeply, making her belly bloated just like a pregnant woman.
Dewi Galuh, who was standing next to the Witch, shivered a little.
When Candra Kirana was right beside a coral reef, the old Witch pushed the air out of her belly. Like a powerful gust of wind, it blew Candra Kirana.
Pop ! Candra Kirana was transformed into a golden snail.
“Wonderful ! You are really are powerful, Old Witch !” Dewi Galuh jumped for joy. She picked the golden snail that was Candra Kirana. “Now, you would never marry Raden Inu Kertapati, or any prince, ever !” she said proudly.
Then she threw the snail into the sea.
“Thank you, Old Witch !” Dewi Galuh said, reaching for a pocket of money. “Here is your payment, as promised.” She handed the pocket of money to the witch.
The old witch accepted with a very spooky laughter.
They were both laughing by the shore, without a care in the world for Candra Kirana, who was then being tossed and turned by the waves in the middle of the sea. Her only hope was that the waves would eventually bring her back to shore.
Suddenly, she heard the waves whispered kindly. “Don’t be afraid, Candra Kirana. Since you have a very good heart, we will help you. We’ll take you somewhere safe.”
After a night being lost in the sea, Candra Kirana, the golden snail, finally arrived at the shore in the morning. From her watery eyes, she could see an old fisher woman spreading her net.
Hup ! Her net caught her. As the fisherwoman pulled her net, she removed her catch, including the golden snail, into a container made from bamboo.
Somehow, Candra Kirana felt a little relieved for, at least, she was in dry land. If only she could talk, she would have said thank you to the old woman.
The old woman then brought her catch home-to a small hut. She put the fishes and the golden snail in an earthenware container.
Right then and there, she noticed the unusual catch. She smiled and lifted the golden snail, then put it on top of the water jug. Then, she returned to work at the sea.
The next day, very early in the morning, the old woman went fishing, as she would everyday. Unfortunately, she was not so lucky that day. Until dusk, she caught not a single fish.
“Well, probably I’m just not lucky today,” she said as she wiped her sweat away with the edge of her kabaya. “It’s better for me to go home then.”
Without a grudge, the old lady, Granny Dadapan, walked back home.
What happened when she arrived ? What a surprise ! She found plenty of delicious food served on her small table.
“Oh, God, who sent these to my house ?” Granny Dadapan said in shock.
She hurried to the food and tasted it, in fear that her eyes were only playing tricks on her.
That evening, for the very first time in her life, the old lady tasted such a delicious meal. However she wasn’t greedy. She brought some over to her neighbors.
What an amazing gift for the old fisherwoman.
At night, as she went to bed, she kept trying to figure out who could possibly have sent her the food, since she lived alone and had no family. Her neighbors were also very poor, they could not afford to send her such delicious and abundant food.
“Who is it then ?” she kept thinking. “Ah, maybe God simply decided to send me a miracle,” she mumbled just before she closed her eyes.
The golden snail smiled hearing the old woman’s thoughts. She had just realized that the witch’s spell would be undone in the daytime. Therefore, for a few hours a day, she could assume her human form. She took advantage of the situation to give thanks to the old fisherwoman by fixing her a delicious meal.
The miracle at the dining table did not happen once, but again and again. It made the old fisherwoman so curious that one day, she pretended to go fishing and hid behind her house.
Sometime around noon, she peeped through the window. What she saw surprised her beyond words. She saw the Golden Snail transform into a very beautiful princess. She rushed inside the house.
‘Who are you ?” the fisherwoman asked.
Startled, Candra Kirana blurted, “I’m Candra Kirana, a princess of the Kingdom of Daha, and I don’t know why I was transformed into snail,” she explained.
“Then why did you cook for me ?” asked the old fisherwoman.
“I just would like to thank you for saving me from the sea.” Candra Kirana said just before she retransformed into the golden snail.
On the same day, at a distant village, a young man was talking to a black crow.
“Are you sure Candra Kirana went that way ?” asked the sturdy young man.
“Yes, I’m sure, because I saw her with my own eyes when she left that way,” The crow answered.
The young man thanked the crow and followed its instruction. He thought since the crow could talk so well, it must be a sacred and holy crow. However, he was going in the wrong direction.
In the middle of his journey, he met an old man in a white robe who looked frail and hungry. The man’s body was so thin and skinny, evoking the young man’s pity.
“I haven’t eaten for three days,” said the old man.
The young man helped the old man rest below a big apple tree. He then picked some apples for the old man.
“Thank you, young man, you’re very kind,” the old man said. “May I know where you are going ?” he said.
The young man told the old man that he was trying to find Princess Candra Kirana who was banished from the kingdom of Daha. In the meantime, the black crow hovered above them.
The old man nodded a few times and then showed the young man where he should go.
“So, for days I’ve been walking in the wrong direction ?” the young man sighed in disbelief.
“Hey ! Young man ! Don’t trust the old man ! He’s showing you the wrong direction !” said the black crow, now sitting on the apple tree’s branch.
The old man shook his head, “No, I’m not lying. It’s that crow who lies !”
Then the old man swung his stick at the crow. And poof ! The young man was very shocked. The black crow disappeared to smoke, in the shape of an old witch.
The young man then walked in the direction showed him by the old man. Not a day passed that he didn’t ask far and wide where the village, his destination, was.
He finally arrived at a village by the shore. “Excuse me, may I have some water please ?” the young man asked an old woman who had just come out from her house.
“Sure,” the old woman said. “I’ll get you some,” then she went back inside her house.
Suddenly, the young man caught a glance of a young woman cooking inside the house. “Perhaps she’s the old woman’s daughter,” the young man thought. However, he felt as if he had seen her before.
“If may I know, who is the young woman cooking inside ? Is she your daughter ?” asked the young man to Granny Dadapan, who returned with a cup of water.
Granny Dadapan shook her head. “She’s not my daughter. She’s Princess Candra Kirana. I found her in the form of a golden snail. It seemed that someone had cast an evil spell on her,” she explained.
“What ? Candra Kirana ?” the young man said excitedly. “May I please see her ?”
“Wait here,” she said before entering the house. After a few moments, the old woman came out with the beautiful Candra Kirana.
“Prince Inu Kertapati !” Candra Kirana shouted for joy when she recognized her prince, although he was disguised as a commonfolk.
“Candra Kirana, please forgive me. I did’t know you were transformed into a golden snail,” said Prince Inu Kertapati.
On the same day, Prince Inu brought Candra Kirana back to the palace of Daha Kingdom. Candra Kirana was willing to go home on one condition: that they would take the old fisherwoman with them.
When Prince Inu and Candra Kirana arrived at the Kingdom of Daha, Dewi Galuh was shocked beyond her wits. She rushed to the old witch’s hideout. The witch told her that the spell would automatically be broken when Candra Kirana met Prince Inu Kertapati.
“Why didn’t you tell me before ?” yelled Dewi Galuh angrily.
The next second, she escaped to the woods. She was afraid the whole kingdom would find out what she did. As she ran carelessly, she slipped and fell into a ravine.
Dewi Galuh didn’t even think that Candra Kirana would have forgiven her-if only she would be willing to admit her deeds.
Do you know where Dewi Galuh is presently ? If you should ever meet her, would you please tell her to go home-as Princess Candra Kirana and Prince Inu Kertapati are going to be married soon.
Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Kertamarta. Dia memimpin sebuah kerajaan yang cukup makmur bernama Kerajaan Daha. Raja Kertamarta mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik bernama Dewi Galuh dan Candra Kirana.
Candra Kirana selain cantik, budi pekertinya baik, perasaannya halus, dan hatinya lembut. Oleh karena itu, dia akan dijadikan pendamping putra mahkota Kerajaan Kahuripan, bernama Raden Inu Kertapati yang bijaksana.
“Ini tidak boleh dibiarkan,” gumam Dewi Galuh yang iri dan pencemburu. Diam-diam, dia tidak suka Candra Kirana akan dijadikan pendamping hidup Pangeran Inu Kertapati. “Aku harus melakukan sesuatu.”
Dewi Galuh mendatangi seorang Nenek Sihir yang jahat. Dia ingin Candra Kirana diubah menjadi katak, ayam, bebek, atau monyet supaya tidak bersama dengan Pangeran Inu Kertapati.
Nenek Sihir terkekeh-kekeh dan berkata ia bersedia membantu dengan satu syarat. Dewi Galuh harus bisa mengusir Candra Kirana dari istana.
Dewi Galuh lalu memfitnah Candra Kirana tanpa perasaan. Sewaktu Candra Kirana diminta Ayahanda Kertamarta membuatkan kopi, kopi yang dibuat Candra Kirana diberi sedikit racun tikus oleh Dewi Galuh.
“Kamu apakah Ayahanda ?” teriak Dewi Galuh ketika-tidak lama setelah meminum kopi yang dibuat Candra Kirana-Raja Kertamarta sesak napas, pingsan, dan mulutnya penuh dengan busa.
Candra Kirana menggeleng-gelengkan kepala, tidak tahu apa yang terjadi.
Dewi Galuh lantas mencium gelas bekas kopi, “Kamu …,” tuduhnya, “kamu meracuni Ayahanda !”
“Tidak. Aku tidak meracuninya. Sungguh ! Tuduhan macam apa ini ?” Candra Kirana membela diri.
Namun pembelaan diri Candra Kirana sia-sia. Candra Kirana tetap dituduh hendak membunuh Raja Kertamarta. Sebagai ganjaran, dia diusir dari kerajaan hingga Raja Kertamarta memaafkannya.
Candra Kirana amat sedih, sekarang dia sendirian dan tidak memiliki siapa pun. Dia tidak tahu akan pergi ke mana. Disusurinya pesisir pantai dengan gundah.
Di belakangnya, Dewi Galuh dan Nenek Sihir mengikutinya diam-diam. “Itu dia,” bisik Dewi Galuh. “Ubah dia sekarang juga, Nenek Peot,” pintanya kemudian.
Tanpa menunggu perintah dua kali, Nenek Sihir membaca mantranya. Tangannya menggapai-gapai udara beberapa kali, lantas menarik napas hingga perutnya membuncit seperti orang hamil sembilan bulan.
Dewi Galuh yang berada di samping Nenek Sihir agak merinding.
Tepat saat Candra Kirana berada di dekat sebuah batu karang, Nenek Sihir menghembuskan kuat-kuat udara yang memenuhi perutnya. Angin itu bertiup begitu kuat, hingga menggapai Candra Kirana.
Blup ! Candra Kirana berubah menjadi keong berwarna emas.
“Hebat! Kamu hebat, Nenek Peot!” Dewi Galuh tertawa kegirangan. Dipungutnya keong emas penjelmaan Candra Kirana. “Sekarang kamu tidak mungkin menikah dengan Raden Inu Kertapati !” katanya sombong, masih sambil tertawa lebar.
Keong itu lalu dilempar ke tengah laut.
“Terima kasih, Nenek Peot,” ucap Dewi Galuh sambil mengeluarkan kantung uangnya. “Seperti janjiku tempo hari, ini sekantung uang untukmu.” Ia menyerahkan kantung uang itu pada Nenek Sihir.
Nenek Sihir menerimanya dengan tawa yang cukup membuat bulu kuduk merinding.
Mereka sama sekali tidak menghiraukan keadaan Candra Kirana yang terombang-ambing terbawa ombak laut. Putri yang malang itu tidak bisa melakukan apa pun, kecuali mengharap ombak membantu membawanya kembali ke darat.
Tanpa diduga-duga, ombak pun berbisik, “Jangan takut Candra Kirana. Karena kamu baik hati, kami akan menolongmu. Kau akan kami bawa ke tempat yang aman.”
Setelah semalaman di laut, Canda Kirana yang menjadi keong emas akhirnya sampai juga di dekat pantai yang tenang. Dari atas air, dia melihat ada seorang nenek nelayan sedang menjaring ikan.
Hup ! Tiba-tiba jaring ikan nenek tersebut menjaring keong emas. Lantas, keong emas diambilnya dan diletakkannya bersama ikan-ikan hasil tangkapannya di dalam bul-bul.
Keong emas sedikit lega, karena sekarang tidak lagi terombang-ambing di laut. Seandainya dia bisa berbicara, dia akan mengucapkan terima kasih kepada nenek tersebut.
Tidak lama kemudian, nenek membawanya ke sebuah gubug kecil. Ikan hasil tangkapan hari itu, dia letakkan di atas tempayan, termasuk keong emas.
Nenek tersebut tersenyum ketika melihat keong emas yang tidak lain adalah Candra Kirana. Nenek tersebut lalu meletakkan keong emas di dekat kendi air, di dalam rumahnya. Kemudian, ia pun kembali melaut.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali nenek nelayan kembali mencari ikan. Hari itu ternyata dia kurang beruntung. Hingga menjelang petang, tak satu pun ikan yang dia dapat.
“Mungkin, hari ini rezekiku sedikit berkurang,” kata nenek sambil mengusap peluh dengan ujung kebayanya yang sudah kusut. “Sebaiknya aku pulang saja.”
Tanpa rasa kesal sedikit pun, nenek nelayan bernama Nenek Dadapan itu kembali ke rumah.
Apa yang terjadi ketika dia tiba di rumah ? Sungguh, amat mengagetkan. Di atas meja makan kecil, di dalam rumahnya yang sempit telah terhidang berbagai macam makanan.
“Ya Tuhan, siapa yang mengirim makanan ini ?” teriak nenek sambil mendekati makanan tersebut.
Buru-buru dicicipinya, sebab dia masih ragu, apakah yang ada di depannya makanan sungguhan atau hanya ilusi ?
Hari itu juga, untuk pertama kalinya, nenek nelayan merasakan makanan yang sangat lezat. Namun, ia tidak serakah. Makanan itu juga dibagi kepada tetangga di samping kiri dan kanan rumah nenek nelayan.
Sungguh, anugerah yang luar biasa untuk nenek nelayan.
Malam harinya, ketika nenek nelayan hendak tidur, pikirannya melayang, mengira-ngira, siapa sebetulnya yang mengirim makanan kepadanya ? Dia hidup sebatang kara, tidak ada sanak saudara. Tetangga-tetangganya juga miskin, sehingga tidak mungkin memberinya makanan selezat dan sebanyak itu.
“Lalu siapa?” gumam nenek nelayan. “Ah, barangkali Tuhan yang mengirimkan makanan itu,” sambungnya sebelum menutup mata.
Keong emas yang mendengar gumaman nenek nelayan hanya tersenyum. Dia baru menyadari ternyata kutukan nenek sihir itu hilang di siang hari. Karena itu, selama beberapa jam, dia bisa kembali ke wujud manusianya. Dia memanfaatkan keadaan itu untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada nenek nelayan dengan memasakkan makanan untuknya.
Kejadian di meja makan ternyata tidak terjadi ekali, tetapi berkali-kali. Hal itu membuat nenek nelayan penasaran. Saking penasarannya, suatu waktu nenek nelayan pura-pura hendak mencari ikan dan bersembunyi di belakang rumah.
Menjelang siang, nenek nelayan mengintip apa yang terjadi di dalam rumahnya. Sungguh kaget dia dibuatnya. Dia melihat keong emas menjelma menjadi seorang putri yang cantik jelita. Buru-buru dia masuk ke dalam rumah.
“Kamu siapa ?” tanya nenek nelayan.
Candra Kirana kaget sekali tiba-tiba ditegur nenek nelayan, “Aku Candra Kirana, putri Kerajaan Daha. Entah mengapa, aku tiba-tiba menjadi keong emas,” jelasnya setelah tenang.
“Lalu, kenapa kamu memasak makanan untukku ?” tanya nenek nelayan.
“Aku ingin mengucapkan terima kasih karena nenek telah menyelamatkanku dari laut,” ujar Candra Kirana, sebelum kembali menjadi keong emas.
Pada hari yang sama, nun jauh di sebuah desa, ada seorang pemuda gagah yang sedang berbincang-bincang dengan seekor gagak berwarna hitam kelam.
“Kamu yakin, Candra Kirana pergi ke arah sana ?” tanya pemuda berbadan tegap itu.
“Iya. Aku yakin karena aku melihatnya dengan mata kepala sendiri saat dia pergi,” jawab gagak.
Pemuda itu lalu mengikuti petunjuk gagak. Dia yakin, gagak itu tidak membohonginya karena baru kali ini dia melihat gagak bisa berbicara. Pasti itu gagak sakti. Padahal, pemuda itu diberi petunjuk jalan yang salah.
Di tengah perjalanan, pemuda itu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan. Badannya yang sangat ringkih membuat pemuda itu merasa kasihan.
“Saya sudah tiga hari belum makan,” kata kakek berjubah putih tersebut.
Pemuda itu lalu memapah kakek itu untuk berteduh di bawah pohon apel. Dia lalu memetik beberapa buah untuk kakek tersebut.
“Terima kasih, nak. Kamu baik sekali,” ucap Kakek. “Kalau boleh tahu, kamu mau ke mana ?” tanyanya kemudian.
Pemuda itu menceritakan tujuannya mencari Putri Candra Kirana yang diusir dari Kerajaan Daha. Saat itu, gagak berwarna hitam gelap itu berada diatas mereka.
Kakek tersebut mengangguk-ngangguk lalu menunjukkan arah yang harus ditempuh sang pemuda.
“Jadi, selama berhari-hari berjalan, aku salah arah ?” gumam pemuda tersebut.
“Pemuda ! Kamu jangan hiraukan kakek itu ! Dia menunjukkan arah yang salah !” tiba-tiba, dari atas dahan pohon apel, si gagak berkaok.
Kakek menggelengkan kepalanya, ‘Tidak, aku tidak bohong. Gagak itulah yang berdusta !”
Setelah berkata begitu, kakek mengayunkan tongkatnya kearah gagak. Apa yang terjadi kemudian ? Pemuda tersebut terkejut. Tiba-tiba gagak itu berubah menjadi asap berbentuk nenek sihir.
Pemuda itu kemudian berjalan berhari-hari mengikuti arah yang ditunjukkan kakek sakti yang telah ditolongnya. Selama berhari-hari pula, dia bertanya ke sana-kemari mencari desa tujuannya.
Ia akhirnya tiba di sebuah desa di pinggir pantai. “Maaf, apa aku boleh meminta seteguk air ?” kata pemuda tersebut kepada seorang nenek yang baru saja keluar dari gubugnya.
“Oh, boleh,” kata nenek, “sebentar, aku ambilkan,” lanjutnya sambil kembali masuk ke dalam rumah.
Sekilas, pemuda tersebut melihat seseorang sedang memasak di dalam rumah. Ah, mungkin anak nenek nelayan, kata pemuda tersebut dalam hati. Akan tetapi, dia sepertinya sangat mengenalnya.
“Nek, kalau boleh tahu, siapa yang sedang memasak di dapur ? Anak Nenek ?” tanya pemuda itu penasaran ketika Nenek Dadapan keluar dengan segelas air.
Nenek Dadapan menggeleng, “Dia bukan anak saya. Dia Putri Candra Kirana. Dia sepertinya telah disihir menjadi keong emas,” jelasnya.
“Apa ? Candra Kirana ?” pemuda itu terkejut sekaligus senang. “Nek, apa aku boleh menemuinya ?”
“Sebentar, ya,” ujar nenek sebelum masuk ke rumah. Tidak lama kemudian nenek keluar bersama Candra Kirana yang cantik jelita.
“Pangeran Inu Kertapati !” teriak Candra Kirana begitu bertemu muka dengan pangeran yang menyamar menjadi rakyat biasa itu.
“Candra Kirana, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau kamu disihir menjadi keong emas,” kata Pangeran Inu Kertapati.
Hari itu juga, Pangeran Inu mengajak Candra Kirana kembali ke istana. Candra Kirana bersedia pulang dengan syarat mereka membawa serta Nenek Dadapan.
Saat Pangeran Inu dan Candra Kirana tiba di Kerajan Daha, Dewi Galuh kaget luar biasa. Buru-buru dia menemui nenek sihir. Nenek sihir mengatakan kalau sihirnya akan hilang, begitu Candra Kirana bertemu dengan Pangeran Inu.
“Kenapa kamu tidak bilang dari dulu ?!” bentak Dewi Galuh sangat marah.
Setelah berkata begitu, Dewi Galuh melarikan diri ke hutan. Dia takut kalau seluruh kerajaan mengetahui perbuatannya. Karena ia lari dengan terburu-buru dan ceroboh, ia pun terperosok ke dalam jurang.
Dewi Galuh tidak tahu, sebetulnya Candra Kirana akan memaafkannya, seandainya dia mau mengakui perbuatannya.
Apa kalian tahu, dimana Dewi Galuh sekarang ? Kalau kalian bertemu dengannya, tolong minta ia pulang karena Putri Candra Kirana dan Pangeran Inu Kertapati akan segera menikah.