Thursday, 22 January 2009

Sangkuriang

Name : Risky Afia Wiyani
Number : 34
Class : XE


Sangkuriang

[At] away back, [of] story a princess [in] so called West Java [of] Lady in waiting of Sumbi. He have a called [by] boy [is] Sangkuriang. The Child very fond of to hunt He hunt accompanied by Tumang, darling dog [of] palace. Sangkuriang [do] not know, that that dog [is] deity titisan as well as its father.
At one particular day of Tumang do not want to follow its comand to pursue hunting animal. Hence the dog dissipating of into forest. When returning to palace, Sangkuriang narrate that occurence [at] its mother. Angry unbelievableness [of] Lady in waiting him of Sumbi so hear that story. Without intending he break head Sangkuriang with holded rice spoon [it]. Sangkuriang injure. He very disappointed and go to wander.
After that occurence, Lady in waiting of Sumbi very is regretting [of] x'self. He always pray and very assiduous do penance. At one particular when, [all] deity give [him/it] a present. He will be young forever and have endless beauty. After through years wander, Sangkuriang finally intend to return to the ground its water. At arrival there, that empire have blew hot and cold. There meeting of a pretty girl, which the no other [is] Lady in waiting of Sumbi. Fascinated by the woman beauty hence, Sangkuriang apply for [it]. Because of that [is] young man very handsome, Lady in waiting of Sumbi even also very fascinated to [him].
At one particular day of Sangkuriang ask to take leave to hunt. He ask to help Lady in waiting of Sumbi to neaten its headband. What a surpriseding of Lady in waiting of Sumbi when seeing hurt secondhand [in] its husband candidate head. That hurt very similar to its child hurt which have gone to go abroad. After llama paying attention of, in the reality that [is] young man face very loo like with its child face. He become very fear. Hence later;then he look for ways and means to discomfit that proposal to marry process. He raise two condition. First, he ask that young man to barricade river of Citarum. And [both/ second], he ask Sangkuriang to make a big sampan to defect that river. Both that condition should have been fulfilled [by] before the peep of day.
That night [of] Sangkuriang live as an ascetic. With its miracle [is] he conscript occult beings to assist to to finish that work. Lady in waiting of Sumbi even also in secrecy peep the work. So that work almost finish, Lady in waiting of Sumbi command its team to perform cloth of sutra red [in] eastside town. When witnessing red colour [in] town east, Sangkuriang predict day have before morning. He even also discontinue its work. He very angry therefore mean he cannot be up to standard which asked [by] Lady in waiting of Sumbi.
With its strength, he [is] made barrage menjebol [it]. Happened [by] deluge knock over city wide. He even also later;then kick big sampan which made [it]. That sampan float and fall to become a so called mount " Tangkuban Perahu."




Terjemahan :



Sangkuriang
Pada jaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu Ia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.
Pada suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka anjing tersebut diusirnya ke dalam hutan. Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi mengembara.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi. Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya. Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya.
Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan. Maka kemudian ia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu. Ia mengajukan dua buah syarat. Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.
Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya ia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota. Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Ia sangat marah oleh karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.
Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama "Tangkuban Perahu."

No comments: