Thursday, 22 January 2009

The Legend of Malin Kundang

MALIN KUNDANG

At one time, live a fwasherman family in coastal area of region of Sumatra. The Family conswast of father, mother and a boy, called Malin Kundang. Because of condition family finance concern, the father set mind on do to earn life [in] country defect by fording wide [of] ocean
Hence, remaining the Malin and hwas mother in their gubug. One week, two week, one month, two months even had 1 longer year of him, Malin’s father did not also return to its native land. So that its mother had to replaced position of Malin’s father to do. Malin was including smart child but little was naughty. He often chased chicken and beaten it with broom. One day when Malin was chasing chicken, he stumbled his right arm and stone of hurt hit by stone. The hurt became remainder on his arm and cannot lose.
After bolting adult, Malin Kundang felt pity with his mother scarbbling do earn life to enlarge himself. He thought to do earn life in country defect on the chance of later when returning to native land, he had became a very rich. Malin interest with invitation a trade skepper which impecunious before now had became a very rich.
Malin Kundang phrased its intention to its mother. Its mother initialy less agree with intention of Malin Kundang, but because Malin continue to inswast on, Ms. Malin Kundang finally aggreeing [him/ it] although liver weighing. After drawing up supply and stock sufficiently, Malin immediately go to dock sent by its mother. " My child, if thou had succeeded and become one who was in abundance, you don't forget with your mother and kampong of halamannu thwas, nak", say Ms. Malin Kundang at the same time tear trickling.
Ship took a ride by Malin longer progressively far accompanied by hand gesture Ms. Malin Kundang. During residing in ship, Malin Kundang got many navigation learn at crew which had was experienced. In the middle of journey, sudden ship took a ride by Malin Kundang in attacking by pirate. All merchandise merchant residing in ship hijacked by pirate. Even most crew man and one who reside in the ship murdered by all pirate. Malin Kundang very lucky him self did not be murdered by all pirate, because when that event happened, Malin immediately hide [in] a small room which closed by wood.
Malin Kundang breaked in the middle of sea, till finally boarded ship it strand in a coast. With rest of existing energy, Malin Kundang walked to go to proximate countryside of coast. At arrival in countryside, Malin Kundang helped by society in the countryside after previously narrate occurrence befalling it. Place countryside of Malin strand was very fertile countryside. Resiliently and its obstinacy in working, Old Malin too long succeed to became a very rich. He had many merchant ship with staff which was its amount more than 100 people. After becoming was very rich, Malin Kundang married a girl to become his wife.
News of Malin Kundang which had became very rich and had married until also to Malin Kundang’s mother. Ms. Malin Kundang felt grateful and very happy her child had succeeded. After the time of that, Malin Kundang‘s mother every day goes to dock, waiting for her child which possible came home to his native land.
After married, Malin and his wife conducted accompanied by beautiful and big by water sea transport of crew and also with many guards. Ms. Malin Kundang which every day waits her child, saw that very beautiful ship, stepped into port. She saw there was two peoples who was standing above shipboard. She was sure if who was standing, was her child Malin Kundang along with his wife.
Malin Kundang even also debarked. He was greeted by his mother. After enough near by, his mother saw right arm hurt compassion of people, progressively be confidence his mother that which he came near was Malin Kundang. " Malin Kundang, my child, why you go old so without delivering news?", she said at the same time embraced Malin Kundang. But what was going on later then? Malin Kundang immediately discharge embrace of his mother and pushing her till fallen down. " Woman ignore yourself, just to promiscuously confess as my mother", said Malin Kundang to his mother. Malin Kundang pretend did not recognize his mother, because shame with his mother which had old and impose clothes of frayed. " That woman is your mother?", Asked Malin Kundang’s wife. " Did not, he was only a beggar which pretend to confessed as my mother so that getting my wealth", shouted Malin to his wife. Hearing statement and treated without considering by her child, Malin Kundang”s mother was very angry. She did not anticipate her child became disaffected child. Because his enragement which culminate, Malin’s mother upturned his arms at the same time say " Oh God was, if correctness he was my child, I cursed he become a stone". Did not how long later then wind rumble boisterous and awful storm come breaking ship of Malin Kundang. Afterwards body of Malin Kundang became stiff and in process of time finally in form of becoming a reef.





Malin Kundang
Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terdampar ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang

No comments: