Tuesday, 3 February 2009

At the origin of Bali

At the origin of Bali

Nopember 8, 2007 pada 2:53 pm ( Cerita Rakyat ) Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. On the first time in the kingdom of Daha Hiduplah a Brahmana who benama Sidi Mantra kesaktiannya which is very popular. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Widya Sanghyang Batara Guru or menghadiahinya property and a beautiful wife. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran. After years of marrying, they have a child that they Rename manik Angkeran.

Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Although manik Angkeran a youth and the mighty clever, but he has the nature of the less well, like the casino. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. He often lost, so he had to mortgage property from his parents, even in the debt of others. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Because you can not pay the debt, manik Angkeran help his father to do something. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Sidi Mantra fast and pray for seeking the help of deities. Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Suddenly he heard a voice, "Hi, Sidi Mantra, in the crater of Mount Agung a treasure trove of a dragon which guarded bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya.” Go there and ask that he would like to give a little wealth. "

Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sidi Mantra go to Gunung Agung overcome all the obstacles. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sesampainya at the crater of Mount Agung, he sat bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Chime bell while he read the name and mantra Besukih Naga. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Not long kernudian the Naga out. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. After hearing the purpose arrival Sidi Mantra, Naga Besukih stretch and sisiknya out of gold and diamond. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. After thanked, Sidi Mantra please themselves. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. All property that was given to didapatnya manik Angkeran in the hope that he will not gamble again. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Of course, not long after, the property out for a bet. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Manik Angkeran once again ask for help his father. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya. Of course Sidi Mantra refused to help anakya.

Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran heard from friends that the property was acquired from Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Manik Angkeran know to get to there, he had to read the mantra, but he did not learn about prayer and mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur. So, he just brought the bell stolen from his father when his father's bed.

Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. After reaching the crater of Mount Agung, gentanya manik Angkeran blast. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Extreme fear when he saw Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, “Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Naga after hearing the purpose Angkeran manik arrival, he said, "I will give you're a treasure, but you must promise to change the kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Do not gamble again. Ingatlah akan hukum karma.” Remember the law karma. "

Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Manik Angkeran stunned to see the gold, diamond, and the jewel before. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Suddenly there arose the evil intention in his heart. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Because you want to get more wealth, with a flash dipotongnya tails Besukih when Naga Naga beputar back to the nest. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Manik Angkeran immediately fled and not by Naga terkejar. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga. But because kesaktian Naga, the Manik Angkeran burnt into ashes when jejaknya dijilat the Naga.

Mendengar kematian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Hear the death of his son, Sidi Mantra heartbreak not be able to. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Immediately he visited the Naga Besukih and ask that their child is turned on again. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Naga menyanggupinya origin ekornya can return to normal. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. With kesaktiannya, Sidi Mantra can restore Naga tails. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. After Manik Angkeran is turned on, he apologize and promise to become better people. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama. Sidi Mantra know that their children have repented, but he also understands that they can no longer live together.

“Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini,” katanya. "You have to start new life but not here," he said. Dalam sekejap mata dia lenyap. In a flash he disappeared. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Where he stood in the relief of a water source, the greater the longer the so into the sea. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. With tongkatnya, Sidi Mantra mernisahkan the rough with her son. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali. Now the place is a strait that separates the island of Bali with Java island Bali.


Agastywan N / XII IPA 3 / 33

No comments: