Name : Rizky Arya
No : 35
Class: X E
The Legend of Sangkuriang
This is an example of how nature was converted into a legend, such as Bandung lake and Mt Tangkuban Perahu with the story of Queen Dayang Sumbi and her son Sangkuriang cited from Neuman va Padang (1971). Once Sangkuriang, whilst growing up, he was so naughty and got hurt and the wound formed an ugly scar.
The King, who loved his son above everything was so furious that his son had hurt himself that he rejected his wife. Fifteen years later, being of age, Sangkuriang asked his father permission to take a trip to West Java. After arriving in the plain of Bandung, he met a beautiful lady, fell in love and ask her to marry him and she accepted. But one day when she caressed her lover’s head she saw the wound. The loving woman, turned out to be the disowned queen, discovered that she was in love with her son and marriage was impossible.
The marriage had to be prevented. Not willing to admit that she was his mother she thought of a way out. The day before the wedding was due to take place, she said to her husband to be, tomorrow is our wedding day, and if you are true to your love to me and love me as much you say do then I want to celebrate the wedding on board a ship, a proa. Tomorrow morning at day break, I want to sail with you on a great lake in a nice boat and there must be a banquet feast. Sangkuriang was embarrassed but he was not willing to refuse. He begged the help of the lake’s helpful spirits. By causing a landslide, the lake spirit dammed the river Citarum that flowed through the plain of Bandung. The force of the water felled big tree and a boat was constructed while other lake spirits prepared the wedding banquet.
Early in the morning the Queen saw that the impossible had been realised so she prayed to Brama, the mighty God, to help her to prevent the disgrace of a marriage between a mother and her son. Brama destroyed the dam in turbulence and Sangkuriang was drowned. The queen in her agony threw herself on the capsized boat, breaking through the hull of the ship and was also drowned.
Now, the vast plain of Bandung is flanked on its north side by the volcano Tangkuban Perahu, the capsized boat. The Queen’s jump on the hull of the ship is the Kawah Ratu, the crater of the Queen. The hot fumaroles and tremors in the crater represent the tears of the sad mother still sobbing. East of Mt Tangkuban Perahu rises the Bukit Tunggul, trunk mountain, the trunk of the tree from which the boat was made and to the west we find Mt Burangrang, the “crown of leaves”. At many places along the shore of the lake Neolithic obsidian tools of primitive inhabitants are found and described by von Koeningswald (1935). These Neolithic people noticed that the hold was cut deeper and deeper by erosion caused by the lowering water. Finally only a marshy plain remained.
Centuries later the inhabitants of Bandung plain still know about the legend of the existence of a former lake. Not knowing anything about geology, but living in the taboos of spirit ghosts and Gods, geological facts were put together in a tale that was understandable.
Terjemahan :
Ini adalah contoh bagaimana alam telah dikonversi menjadi legenda, seperti danau Bandung dan Gunung Tangkuban Perahu dengan cerita Ratu Dayang Sumbi dan Sangkuriang anaknya dikutip dari Neuman va Padang (1971). Setelah Sangkuriang, sementara tumbuh dewasa, dia jadi nakal dan terluka dan mendapat luka yang dibentuk ugly scar.
Raja, yang mengasihi anaknya di atas segalanya sangat hebat anaknya yang telah menyakiti dirinya bahwa ia menolak istrinya. Lima belas tahun kemudian, karena usia, Sangkuriang ditanya ayahnya izin untuk bepergian ke Jawa Barat. Setelah tiba di dataran Bandung, ia bertemu dengan seorang wanita cantik, jatuh cinta dan meminta dia untuk menikahi dia dan dia diterima. Tetapi satu hari ketika ia caressed her lover kepala dia melihat luka. Wanita yang penuh kasih, ternyata menjadi disowned ratu, menemukan bahwa dia cinta dengan anaknya dan perkawinan adalah mustahil.
Perkawinan harus dicegah. Tidak mau mengakui bahwa dia adalah ibunya dia pemikiran jalan keluar. Hari sebelum pernikahan itu karena terjadi, dia berkata kepada suaminya yang akan, besok adalah hari pernikahan kami, dan jika Anda benar Anda suka saya dan saya kasih sebanyak apa yang Anda katakan kemudian saya ingin merayakan pernikahan pada papan sebuah kapal, sebuah perahu. Besok pagi pada jam istirahat, saya ingin berlayar dengan Anda di danau yang besar dalam nice perahu dan harus ada suatu perjamuan pesta. Sangkuriang telah malu tetapi dia tidak bersedia untuk menolak. Dia begged bantuan danau dari helpful roh. Oleh menyebabkan tanah longsor, danau semangat dammed sungai Citarum yang dialirkan melalui dataran Bandung. Kekuatan air roboh dan pohon besar, kapal ini dibuat sementara lainnya danau roh mempersiapkan perjamuan pernikahan.
Pagi-pagi Ratu melihat bahwa mungkin telah menyadari sehingga ia berdoa kepada Brama, Allah yang kuat, untuk membantunya untuk mencegah fadihat dari perkawinan antara ibu dan anaknya. Brama menghancurkan bendungan dalam kerusuhan dan Sangkuriang telah tenggelam. Ratu di sekarat melemparkan diri pada capsized perahu, melanggar melalui hull dari kapal dan juga tenggelam.
Kini, luas biasa dari Bandung flanked pada sisi utara oleh gunung berapi Tangkuban Perahu, yang capsized perahu. The Queen's melompat pada hull dari kapal adalah Kawah Ratu, kawah yang dari Queen. Fumaroles yang panas dan tremors di kawah mewakili air mata dari ibu masih sedih tersedu. Timur Gunung Tangkuban Perahu meningkat di Bukit Tunggul, gunung batang, yang batang pohon dari perahu yang dibuat dan di sebelah barat kami menemukan Gunung Burangrang, yang "mahkota daun". Di banyak tempat di sepanjang pantai danau Obsidian alat berkenaan dgn jaman batu baru dari penduduk primitif yang ditemukan dan dijelaskan oleh von Koeningswald (1935). Berkenaan dgn jaman batu baru ini bahwa orang yang terus memotong dan lebih mendalam oleh erosi yang disebabkan oleh penurunan air. Akhirnya hanya rawa tetap polos.
Abad kemudian penduduk Bandung masih polos tentang legenda mengetahui keberadaan mantan danau. Tidak mengetahui apapun tentang geologi, tetapi tinggal di taboos ghosts dan roh dari Allah, geologi telah mengumpulkan fakta-fakta dalam cerita yang dapat dimengerti.
No comments:
Post a Comment