Friday, 12 August 2011
THE LOST MAGIC STICK
KEHILANGAN TONGKAT AJAIB
(THE LOST MAGIC STICK)
“Screech…screech…Twinkie…wake up, the sun is high already,” Birdy the blue bird woke Twinkie up from her bedroom’s window. Twinkie opened her eyes and felt a little bit blinded by the sun. She looked out with surprise because the day was bright already. Twinkie woke up late. Why he magic stick did not wake her up today?
Oh no, apparently Twinkie’s magic stick has disappeared. Twinkie was panic. This should not happen, someone could use it improperly. She started to look for the stick around the house, under the bed, on the fireplace, in the kitchen. Still she could not find the stick anywhere.
Twinkie rushed out quickly to ask her friends. She came to Wanda and Windi’s house, the twin squirrels. Their home was big trunk. “Hi Twinkie, thank God you come. Our canary’s storage place has been damage, but you can fix it with your magic stick, can’t you?” asked Wanda. “My magic stick is lost, Wanda. Did you see it anywhere?” said Twinkie sadly. They both shook their heads. “No, we never saw it, Twinkie, but we will help you to find it.” “Thank you, my dear friend, I’d better continue my searching. I’ll see you again.” Twinkie continued her journey to find her magic stick.
“Cuit…cuit…Twinkie…Bangunlah, hari sudah siang,” Birdy si burung biru membangunkan twinkie dari jendela kamarnya. Twinkie membuka matanya dan terasa agak silau karena sinar matahari. Ia melihat keluar dan terkejut karena hari sudah begitu terang. Twinkie kesiangan bangun. Kenapa hari ini tongkat ajaib tidak membangunkannya?
Tongkatnya tidak boleh hilang, karena bisa saja seseorang menemukan dan menggunakannya sembarangan. Twinkie lalu mulai mencari. Di kolong tempat tidur, di atas perapian, dan di dapur. Tetapi tongkatnya tidak di temukan.
Twinkie bergegas keluar untuk bertanya pada teman-temannya. Ia sampai dirumah Wanda dan Windi, si tupai kembar. Rumah mereka di dalam batang pohon besar. “Selamat siang, Twinkie, untung kau datang, tempat penyimpanan kenari kami rusak, kau bisa memperbaikinya dengan tongkatmu,kan?” Tanya Wanda. “ Tongkatku hilang Wanda. Apakah kalian melihatnya?” kata Twinkie sedih pada mereka. Kedua tupai itu menggeleng. “ Tidak. Kami tidak melihatnya, Twinkie, tapi pasti akan kami Bantu mencarinya. Sampai jumpa.” Twinkie melanjutkan perjalannya mencari tongkatnya yang hilang.
Twinkie flew accrosed Bearly the bear’s small cave. “Hi Twinkie, I’m glad you’re here. Can you help me filling the jar with honey with your magic stick, please? It will not take too long, and we will enjoy it with warm bread. So delicious!” Twinkie could only stared with sad eyes. “I lost my magic stick, Bearly did you see it?” Bearly shook his head. “I will help you to find it soon. Come again this afternoon. Have warm bread with honey and cup of tea with me. You will like it.” Twinkie promised to come, and continued her searching. Twinkie also asked Rattie the rat, Mother Rabbit and Bunnie, and Birdy the blue bird. But nobody saw that magic stick. Twinkie was upset all the day.
In the afternoon, all animals gathered under the big tree where they usually met. They discussed about the lost of Twinkie’s magic stick and tried to cheer her up from her big sorrow. “I want my stick back!” she cried. They all promised to help her finding the stick.
Day after day passed by, the magic stick still could not be found. During those times Twinkie always cried and felt depressed. “Without my magic stick, I cannot help you anymore. You must hate now...,” she said sadly. Bealy hugged Twinkie and said “No, my dear, we are very grateful with your kindness. We don’t care whether you will find your magic stick again or not. We are happy to be your friend. Trust me, without your magic stick, we are still be friends.”
Bearly’s word made Twinkie smiled. She was relieved because her friend still loved her. The next days she was not gloomy anymore. She helped Wanda and Windi fixing the canary’s storage without her magic stick. It took longer time, but she loved doing it.
Twinkie lalu melewati rumah Beraly si beruang di sebuah gua kecil. “Hai Twinkie, untung kau dating. Bisakah kamu membantuku memasukan madu ke toples dengan tongkat ajaibmu? Pasti akan cepat selesai, dan kita akan menikmatinya dengan roti hangat. Hmmm enak sekali!” Twinkie hanya menatap Bearly dengan muram, “Tongkat ajaib hilang Beraly,apakah kau melihatnya?” Bearly menggeleng. “akan kubantu mencarinya, Twinkie. Jangan muram begitu, tongkatmu pasti akan ketemu nanti. Datangkah nanti sore. Aku akan menjamumu dengan roti hangat, madu, dan secangkir the. Kamu pasti menyukainya.”Twinkie berjanji akan dating, lalu melanjutkan perjalanannya mencari tongkat ajaibnya. Twinkie bertanya pada Rattie si tikus, Ibu kelinci dan Bunnie, serta Birdy si burung biru. tetapi semuanya tidak ada yang melihat tongkat ajaib Twinkie. Twinkie menjadi murung seharian.
Sore hari semua hewan berkumpul di bawah pohon besar tempat mereka biasa bertemu. Semuanya membicarakan hilangnya tongkat Twinkie sambil menghibur Twinkie yang sedang menangis tersedu-sedu. ”Aku ingin tongkatku kembali!” tangisnya. Semua hewan berjanji akan membantu mencarinya.
Berhari-hari tongkat Twinkie tidak ditemukan. Selama berhari-hari itu Twinkie terus murung dan menangis. “Tanpa tongkat aku tidak bisa membantu kalian lagi. Kalian pasti akan membenciku sekarang..” ujarnya sedih pada semua temannya. Bearly merangkulm Twinkie, katanya “Tidak, Twinkie, kami senang dengan kebaikan hatimu. Kami tidak peduli apakah kau akan menemukan tongkatmu lagi atau tidak.
Several days later, Twinkie was watering the flowers when she heard little voice from ground. It was the caterpillar from the hole. “Hi, Twinkie. Can you come closer for a moment? There is a strange thing in the hole, makes me hard to climb out. Can you help me pulling it out?” Twinkie approached the caterpillar. Guess what was there. Her magic stick! Twinkie was very excited.
The magic stick was back. Everybody was happy, especially Twinkie. She flew around the forest all day long to help anyone who needed her help with the magic stick.
Kami senang menjadi temanmu. Percayalah, tanpa tongkat ajaib pun, kita akan tetap berteman.”
Ucapan Bearly membuat twinkie tersenyum. Ia lega teman-temanny masih menyukainya. Maka pada hari-hari berikutnya wajahnya tidak murung lagi. Ia mulai tertawa dan bermain dengan para sahabatnya. Ia membantu Wanda dan Windi membetulkan tempat kenari mereka tanpa tongkat ajaibnya. Memang terasa lama, tetapi ia senang melakukannya.
Beberapa hari kemudian ketika Twinkie sedang menyiram bunga, ia mendengar suara kecil di tanah, seekor ulat menyembulkan kepalanya dari lubang. “hai, Twinkie, bisa ke sini sebentar? Ada benda aneh di liang ini yang membuatku sulit memanjat keluar. Maukah kau menolongku mengambilnya?” Twinkie menghampiri si ulat. Tahukah apa yang ada di sana? Ternyata tongkat ajaibnya! Twinkie senang sekali.
Tongkat ajaib Twinkie sudah kembali. Semuanya merasa senang, terlebih lagi Twinkie. Seharian itu ia berkeliling hutan untuk membantu siapa saja yang sedang membutuhkan bantuanya dari dirinya dan tongkat ajaibnya.
NAMA KELOMPOK : ARYANTI MAHDA 9/XA
KHARISMATULLOH 18/XA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment